Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dengan Duit Rp50 Juta, Pemodal Individu Bisa Beli Obligasi BRI

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. memiliki alasan dibalik terbukanya pintu bagi investor ritel untuk membeli obligasi yang mereka terbitkan.
Karyawati PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperlihatkan aplikasi BRI Credit Card Mobile saat diluncurkan di Jakarta, Selasa (18/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Karyawati PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperlihatkan aplikasi BRI Credit Card Mobile saat diluncurkan di Jakarta, Selasa (18/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. memiliki alasan dibalik terbukanya pintu bagi investor ritel untuk membeli obligasi yang mereka terbitkan.

Menurut Direktur Keuangan BRI Haru Koesmahargyo, kesempatan investor ritel membeli Obligasi Berkelanjutan III Tahap I membuat deposan memiliki alternatif jika hendak menempatkan dana di surat berharga. BRI tak khawatir pembukaan pintu bagi investor ritel untuk membeli obligasi berkelanjutan III tahap I tak mengurangi jumlah deposan perseroan.

“Kami tak khawatir. Ketika sebagian investasi ditaruh, masuk obligasi, maka kami menyediakan [alternatif] belilah obligasi BRI. Kalau tidak ada, maka yang kami khawatirkan dari deposito BRI keluar ke [surat berharga] emiten lain,” ujar Haru pasca Investor Meeting Obligasi Berkelanjutan III Tahap I, Jakarta, Rabu (2/10/2019).

Tahap penawaran awal Obligasi Berkelanjutan III Tahap I BRI dimulai hari ini. Perseroan menargetkan penghimpunan dana maksimal Rp5 triliun dari penerbitan surat berharga ini.

Bank pelat merah ini tak menargetkan penyerapan obligasi dengan nilai tertentu dari investor ritel. Namun, BRI memprediksi penghimpunan dana dari peritel bisa mencapai Rp1 triliun.

Investor ritel yang berminat membeli obligasi BRI harus menyiakan dana minimal Rp50 juta. Menurut Haru, terbuka kemungkinan nilai obligasi yang dilepas secara ritel akan ditingkatkan jika minat pasar tinggi.

“Jadi [kondisi] bahwa mereka [deposan] menempatkan [dana] di obligasi adalah sesuatu yang tak bisa kami hindari, tapi yang bisa kami jaga kalau dia beli obligasi belilah obligasi BRI,” ujarnya.

Sebagai catatan, hingga akhir semester I/2019 jumlah dana pihak ketiga (DPK) BRI tumbuh 12,78% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp945,05 triliun. Sekitar 57,35% DPK perseroan masuk kategori dana murah atau giro dan tabungan.

BRI masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan DPK 12% hingga akhir tahun, meski berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pertumbuhan tahunan nominal simpanan per Agustus 2019 melambat jadi 7,57% dibanding bulan sebelumnya.

Emiten berkode BBRI ini menargetkan penghimpunan dana maksimal Rp20 triliun dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan III. Seluruh dana dari penerbitan senior bond ini akan digunakan untuk penyaluran kredit terutama di sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

BRI berencana rutin menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap III di tiap semester hingga awal 2021. Namun, waktu penerbitan surat berharga ini akan dikaji lebih lanjut pada analisis tiap akhir semester.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper