Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bunga Turun, BTN Mengku Kesulitan Jaring Dana Nasabah

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. mengakui masih cukup kesulitan dalam hal penghimpunan dana, termasuk ketika suku bunga spesial deposito perseroan mulai dipangkas mengikuti tren suku bunga acuan yang telah turun 75 basis poin sepanjang tahun berjalan 2019.
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang utama PT Bank Tabungan Negara Tbk, Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Karyawan melayani nasabah di kantor cabang utama PT Bank Tabungan Negara Tbk, Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. mengakui masih cukup kesulitan dalam hal penghimpunan dana, termasuk ketika suku bunga spesial deposito perseroan mulai dipangkas mengikuti tren suku bunga acuan yang telah turun 75 basis poin sepanjang tahun berjalan 2019.

Direktur Keuangan & Treasury BTN Nixon LP Napitupulu menyampaikan debitur memiliki kecenderungan yang besar dalam menggunakan fasilitas kredit perseroan, tetapi kurang tertarik dalam menggunakan fasilitas tabungan. Hal ini menyebabkan, loan to deposits ratio (LDR) masih berada di atas 100%.

"Pertumbuhan kredit kami selalu tinggi, tetapi DPK [dana pihak ketiga] memang sangat lambat, kami juga tengah mencari caranya," katanya, Jumat (4/10/2019).

Dia menyampaikan perseroan saat masih fokus pada peningkatan upaya penghimpunan dana konvensional yakni dengan akuisisi nasabah baru, dan pendekatan nasabah existing untuk peningkatan penempatan dananya.

Namun, langkah ini diperkirakan belum akan berjalan maksimal, sehingga perseroan sangat membutuhkan penghimpunan dana non-konvensional.

Adapun, BTN akan menerbitkan sekitar Rp7,5 triliun obligasi subordinasi atau subdebt pada kuartal keempat tahun ini. Emisi ini terdiri dari pinjaman bilateral sebesar Rp3 triliun, dan junior global bond berkisar US$200 juta hingga US$250 juta.

Untuk pinjaman bilateral sebesar Rp3 triliun, perseroan tengah berbicara dengan salah satu institusi milik negara. Perseroan memprediksi negosiasi akan berakhir pada akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper