Bisnis.com, JAKARTA – Indonesia Avrist Assurance (Avrist Assurance) fokus mengembangkan produk tradisional karena terbukti telah meningkatkan dengan pertumbuhan premi sebesar 103% hingga akhir Juni 2019.
Anna Leonita, Presiden Direktur Indonesia Avrist Assurance, mengatakan sebagai implementasinya, saat ini 70% dari seluruh portofolio bisnis Avrist merupakan produk asuransi tradisional. Padahal di tahun 2013, proporsi produk tradisional hanya sebesar 51%.
Strategi penajaman fokus pada produk tradisional ini dinilai lebih menguntungkan keberlanjutan premi jangka panjang Avrist Assurance karena produk tersebut dianggap lebih tangguh di saat krisis likuiditas.
"Ke depannya, kami akan terus berupaya mewujudkan misi untuk menjadi 15 perusahaan asuransi jiwa teratas di Indonesia pada tahun 2021, dan 10 perusahaan asuransi teratas di tahun 2023," ujarnya dalam siaran rilis yang diterima Bisnis, Senin (14/10/2019).
Selama tahun 2018, Avrist Assurance membukukan Laba Setelah Pajak sebesar Rp 265 miliar, atau meningkat sebesar 36 persen bila dibandingkan dengan 2017 sebesar Rp 194 miliar. Rasio Solvabilitas Avrist Assurance hingga akhir Juni 2019 berada pada 453%. Rasio tersebut menunjukkan bahwa modal Avrist Assurance jauh di atas batas minimum persyaratan OJK sebesar 120%.
Data keuangan perusahaan yang sehat dengan kinerja operasional yang stabil telah membawa Avrist Assurance mempertahankan Peringkat National Insurer Indonesia Strength Rating di ‘AA-(idn)’ dari Fitch Ratings untuk ke-8 kalinya dengan prospek peringkat stabil.
Berdasarkan berita pers dari Fitch Ratings, Avrist Assurance dinilai memiliki portfolio investasi baik serta tingkat permodalan yang tergolong kuat. Penilaian ini juga didasari dari dari kinerja operasional perusahaan yang kuat.
“Pencapaian ini sebagai bentuk keseriusan perusahaan dalam menjalankan strategi dan memantapkan kinerja perusahaan untuk daya saing yang lebih baik,” tuturnya.
Dengan meraih rating AA-, Avrist Assurance semakin memperkuat posisinya sebagai perusahaan asuransi yang kredibel serta memiliki permodalan yang kuat untuk dapat bertahan dari volatilitas pasar saat ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
