Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tantangan Perbankan Menyalurkan Kredit Hijau

Perbankan diminta lebih kreatif dalam mencari sumber dana lain agar likuiditas tetap terjaga ketika aktif menyalurkan pada sektor hijau yang berkelanjutan.
Nasabah melakukan transaksi perbankan di galeri Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di salah satu pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Senin (3/9/2018)./JIBI-Rachman
Nasabah melakukan transaksi perbankan di galeri Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di salah satu pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Senin (3/9/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Perbankan diminta lebih kreatif dalam mencari sumber dana lain agar likuiditas tetap terjaga ketika aktif menyalurkan pada sektor hijau yang berkelanjutan.

Sustainable Finance Program dari International Finance Corporation (IFC) Rahajeng Pratiwi mengatakan selama ini 80% dana yang disalurkan perbankan untuk fasilitas kredit berasal dari dana pihak ketiga atau DPK nasabah yang masuk.

Sementara itu, pembiayaan pada proyek ramah lingkungan atau beremisi karbon rendah umumnya memiliki harga yang lebih mahal dan perlu waktu yang lebih panjang.

"Ketika bank mau memberikan kredit ke sektor hijau, contoh energi terbarukan tetapi dengan kondisi capital sekarang, misal hanya dapat diberikan jangka waktu 3 tahun maka akan sulit. Pasalnya, proyek hijau memerlukan grace period yang lebih panjang," katanya, Selasa (16/10/2019).

Untuk itu, perbankan tidak akan bisa hanya mengandalkan sumber dana konvensional seperti yang terbiasa dilakukan selama ini. Menurut Rahajeng, karakteristik DPK perbankan umumnya hanya untuk jangka pendek.

Selain itu, perbankan juga sebaiknya aktif menjalin koordinasi dan kolaborasi dengan lembaga pemerintah atau regulator keuangan agar bersedia sebagai lembaga penjamin dalam pembiayaan sebuah proyek hijau.

Hal ini penting, agar bank lebih prudent dan menanggung risiko yang lebih rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper