Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Subsidi KPR Habis, Ini Alternatif Bank BUMN Untuk Meringankan Angsuran

Penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) sempat melambat seiring dengan habisnya kredit bersubsidi. Bank pelat merah tengah mencari cara mendorong penyaluran kredit perumahan, salah satunya dengan menurunkan suku bunga.
Proyek perumahan sederhana/Bisnis
Proyek perumahan sederhana/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA — Penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) sempat melambat seiring dengan habisnya kredit bersubsidi. Bank pelat merah tengah mencari cara mendorong penyaluran kredit perumahan, salah satunya dengan menurunkan suku bunga.

Direktur Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Handayani mengatakan bahwa secara keseluruhan kredit konsumsi perseroan masih bertumbuh sesuai dengan target yang ditetapkan pada awal tahun.

"Untuk KPR juga masih dikisaran 20% - 23% yoy, sedangkan FLPP [Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan] sudah habis. Ke depan kami juga masih melihat banyak kesempatan yang bisa dikembangkan dalam menggarap pasar milenial," katanya, Kamis (17/20/2019).

Handayani mengemukakan sejauh ini perseroan sudah memiliki KPR yang bisa dijangkau milenial dengan jangka waktu yang panjang hingga 25 tahun, dan digabungkan dalam produk tabungan OJK Simuda. Alhasil, jika nasabah ingin melunasi pokok lebih awal juga diberi keleluasaan.

Menurutnya, milenial saat ini memiliki banyak usaha sampingan yang berplatform digital sehingga dibutuhkan kesempatan untuk banyak memilih skema.

"Ticket size paling banyak dikisaran Rp250 jutaan dan rumah tapak, kalau apartemen biasanya yang tidak jauh dari apartemen," ujarnya.

Adapun dari sisi suku bunga, bank dengan sandi saham BBRI ini juga masih memiliki promo suku bunga KPR tetap 3 tahun mulai 7,5%. Sementara itu, Handayani mengaku bahwa perseroan telah menurunkan suku bunga floating dari 14% - 13% menjadi 13% - 12%.

Secara keseluruhan, dia memastikan hingga akhir tahun ini kredit konsumer akan tumbuh 10% yoy.

Direktur Konsumer PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Budi Satria mengatakan pada kuartal III/2019 kredit konsumer perseroan diproyeksi akan tumbuh sekitar 11,6% yoy. Sementara itu, hingga akhir tahun dipastikan lebih rendah menjadi 10% yoy mengingat sudah habisnya jatah FLPP.

"Jadi sekarang yang saya lakukan sedang memformulasikan skema untuk mengganti FLPP, tetapi saya minta sejumlah syarat agar dana yang ditalangi BTN pasti akan diganti," katanya.

Sebagai gambaran, total penyaluran KPR bank BTN pada semester pertama 2019 tercatat Rp188,82 triliun, atau tumbuh 21,53% yoy. Kontribusi KPR subsidi mencapai 56,85% dengan pertumbuhan 28,77% yoy, sedangkan kontribusi KPR non-subsidi 43,15% dengan pertumbuhan 13,16% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper