Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PERTUMBUHAN KREDIT : Perdagangan Terimbas, Investasi Agribisnis Menggeliat

Dilansir dari laporan Uang Beredar dari Bank Indonesia, Kamis (31/10/2019), perlambatan ini terjadi terutama karena kredit kepada korporasi melambat dari 9,4% (yoy) Agustus 2019 menajdi 8,1% (yoy). Adapun perlambatan ini secara spesifik pada jenis penggunaan modal kerja dan konsumsi.

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia menyatakan, pertumbuhan kredit perbankan pada September 2019 masih lambat yakni 8,0% (yoy) dari sebelumnya 8,7% (yoy) dan banyak terimbas pada sektor riil dan usaha mikro kecil dan menengah.

Dilansir dari laporan Uang Beredar dari Bank Indonesia, Kamis (31/10/2019), perlambatan ini terjadi terutama karena kredit kepada korporasi melambat dari 9,4% (yoy) Agustus 2019 menajdi 8,1% (yoy). Adapun perlambatan ini secara spesifik pada jenis penggunaan modal kerja dan konsumsi.

Secara teperinci, BI menulis, kredit modal kerja (KMK), mengalami perlambatan dari 7,5% (yoy), menjadi 6,1% (yoy) pada September 2019. Kondisi ini terutama pada sektor perhotelan, perdagangan, dan restoran (PHR) yang melambat menjadi 5,0% (yoy), dari sebelumnya 6,0% (yoy). Adapun kredit yang penyalurannya paling lambat adalah untuk subsektor perdagangan eceran makanan, minuman, dan tembakau di DKI Jakarta dan Lampung.

BI menyebut, penyaluran kredit pada sektor industri pengolahan juga melambat menjadi 7,2% (yoy), menjadi 11,2% (yoy). Perlambatan ini khususnya terjadi pada subsektor industri pengilangan minyak bumi, pengolahan gas bumi di wilayah Kalimantan Selatan.

Perlambatan kredit juga terjadi di sektor UMKM, menjadi 12,3% (yoy) pada September 2019, dari Agustus yang tercatat 13,3% (yoy). Perlambatan ini menurut BI disebabkan oleh perlambatan kredit skala menengah dari 13,2% (yoy) menjadi 10,7% (yoy).

Untuk kredit konsumsi (KK), juga mengalami perlambatan pada September 2019 menjadi 6,9% (yoy), dari sebelumnya 7,0% (yoy). Kondisi perlambatan ini disebabkan oleh perlambatan kredit pemilikan rumah (KPR), dan kredit kendaraan bermotor (KKB).

Secara teperinci, KPR pada September 2019 tercatat 10,8% (yoy) dari bulan sebelumnya 11,3% (yoy). Perlambatan ini terutama karena perlambatan KPR pada tipe di atas 70 khususnya di wilayah DKI Jakarta, dan Jawa Timur.

Untuk KKB, tercatat melambat dari 3,1% (yoy) Agustus 2019, kini menjadi 1,0% (yoy) disebabkan oleh perlambatan kredit kendaraan roda empat di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Meski demikian, di sisi lain, kredit multiguna meningkat dari 9,5% (yoy) pada Agustus 2019 menjadi 9,8% (yoy).

BI menyatakan, untuk kredit properti September 2019 tercatat Rp1.025,3 triliun, juga melambat dari bulan sebelumnya 15,3% (yoy) menjadi 15,2% (yoy). Kredit real estat dan kredit konstruksi juga meningkat, masing-masing pada Agustus 2019 sebesar 7,3% (yoy), dan 25,7% (yoy) pada September 2019 menjadi 7,6% (yoy), dan 26,0% (yoy).

Sebaliknya terkait dengan kredit investasi (KI), BI menyatakan ada peningkatan dari 12,7% (yoy) Agustus 2019 menjadi 13,0% (yoy). Adapun sektor yang mulai menarik kredit investasi adalah sektor pertanian, kehutanan, perikanan, peternakan, dan industri pengolahan.

Khusus untuk sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan meningkat 8,4% (yoy), lebih tinggi dari Agustus 2019 sebesar 7,8% (yoy). Untuk kredit di industri pengolahan didorong oleh subsektor industri semen, kapur, dan gips, serta barang-barang dari semen, dan kapur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper