Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penurunan Laba Kian Dalam, Manajemen BTN Lebih Hati-Hati

Penurunan laba PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. makin dalam pada kuartal ketiga tahun ini. Perseroan mengklaim hal tersebut diakibatkan oleh pemupukan rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) untuk mempersiapkan diri menghadapi aturan pernyataan standar akuntansi keuangan 71.
Suasana layanan di kantor PT Bank Tabungan Negara Tbk di Jakarta, Senin (8/1)./JIBI-Dedi Gunawan
Suasana layanan di kantor PT Bank Tabungan Negara Tbk di Jakarta, Senin (8/1)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Penurunan laba PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. makin dalam pada kuartal ketiga tahun ini. Perseroan mengklaim hal tersebut diakibatkan oleh pemupukan rasio cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) untuk mempersiapkan diri menghadapi aturan pernyataan standar akuntansi keuangan PSAK 71.

Berdasarkan siaran pers BTN (14/11), perseroan mencatatkan perolehan laba senilai Rp801 miliar pada kuartal ketiga tahun ini. Perolehan ini turun 42,6% dari periode sama tahun lalu yang tercatat Rp1,39 triliun.

Komponen penekan utama adalah CKPN yang naik 21,34% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp1,79 triliun menjadi Rp2,18 triliun pada September 2019. Secara rasio, CKPN perseroan naik ke level 52,67% pada September 2019 dari 38,58% pada bulan yang sama tahun lalu.

Plt. Direktur Utama BTN Oni Febriarto R. mengatakan perseroan tengah berkomitmen meningkatkan rasio pencadangan menjelang akhir tahun.

“Dengan peningkatan alokasi ke CKPN tersebut, laba bersih kami berada di posisi Rp801 miliar pada kuartal tiga ini. Hingga akhir tahun, kami membidik rasio CKPN terus naik ke level di atas 70%,” jelas Oni di Jakarta, Kamis (14/11).

Oni memaparkan perolehan laba bersih tersebut disumbang pendapatan bunga perseroan serta efisiensi yang dilakukan. 

Pendapatan bunga BTN tercatat masih naik karena peyaluran kredit yang cukup signifikan meski di tengah kondisi penurunan suku bunga acuan. 

Adapun, pendapatan bunga BTN naik 17,97% yoy menjadi Rp19,32 triliun. Perolehan tersebut merupakan dampak positif dari penyaluran kredit perseroan yang naik 16,75% yoy menjadi Rp256,93 triliun pada paruh ketiga tahun ini.

Oni melaporkan kenaikan kredit masih ditopang pertumbuhan positif pada KPR Subsidi. KPR Subsidi BTN terkerek 25,54% yoy menjadi Rp111,64 triliun per kuartal III/2019. 

LEBIH HATI-HATI

Meski demikian, Oni menyampaikan hingga akhir tahun nanti, BBTN akan tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian, perbaikan kualitas, dan penyesuaian dengan likuiditas dalam penyaluran kreditnya. 

Dengan fokus tersebut, lanjutnya, perseroan membidik pertumbuhan kredit yang lebih realistis. “Target pertumbuhan kredit kami akan realistis di angka 8%-10% sampai dengan akhir 2019,” kata dia.

Di sisi dana masyarakat, BTN mencatatkan pertumbuhan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 18,1% yoy menjadi Rp230,35 triliun pada kuartal ketiga tahun ini.

Dengan dorongan dari dana masyarakat tersebut, BTN pun mencatatkan kenaikan aset sebesar 16,12% yoy menjadi Rp316,21 triliun.

Sementara itu, Oni menyampaikan, BTN terus berupaya mendukung kesuksesan Program Satu Juta Rumah milik pemerintah. Per September 2019, perseroan telah menyalurkan kredit perumahan untuk 610.526 unit rumah atau senilai Rp50,74 triliun. 

Menurutnya, pencapaian tersebut setara 76,31% dari total target Bank BTN dalam mendukung program nasional ini. “Secara total, hingga akhir tahun nanti, BTN membidik akan menyalurkan kredit perumahan untuk 800.000 unit rumah,” kata dia. 

Adapun, penyaluran tersebut terdiri atas kredit perumahan untuk 315.845 unit hunian subsidi senilai Rp9,17 triliun. Kemudian, untuk segmen non-subsidi, BTN telah memberikan kredit perumahan untuk 135.791 unit rumah atau setara Rp14,99 triliun. 

Kinerja positif KPR Bank BTN pun menempatkan perseroan sebagai spesialis pembiayaan perumahan ini tetap menjadi nomor wahid di pasar KPR. Di pasar KPR Subsidi, BTN menguasai pasar dengan pangsa sebesar 91,55% per September 2019.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper