Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Muamalat Klaim Rapat Pemegang Saham Sesuai Arahan OJK

PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. akan menggelar rapat umum pemegang saham pada akhir tahun guna mendapat kejelasan mengenai aksi penambahan modal baru.
Karyawati Bank Muamalat melayani nasabah di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (20/2/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Karyawati Bank Muamalat melayani nasabah di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (20/2/2019)./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. akan menggelar rapat umum pemegang saham pada akhir tahun guna mendapat kejelasan mengenai aksi penambahan modal baru.

Head of Corporate Affairs Bank Muamalat Hayunaji menyampaikan proses negosiasi penambahan modal masih berjalan. Pihak pengelola juga masih berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait agar memperlancar aksi penambahan modal tersebut.

"Proses penguatan modal masih terus berjalan. Bank Muamalat terus berkoordinasi dan mengikuti arahan Regulator. Rencana untuk melakukan RUPS di akhir 2019 salah satunya adalah untuk menyelesaikan proses ini," katanya kepada Bisnis, belum lama ini.

Sayanganya, Hayunaji masih enggan menjelaskan mengenai ada tidaknya perubahan serta dinamika dalam proses penambahan modal tersebut.

Adapun, bank syariah tertua tersebut telah lama berurusan dengan pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF). Pada akhirnya melonjaknya rasio NPF membuat bank membutuhkan tambahan modal untuk ekspansi usaha.

Sejumlah nama sempat mengisi daftar calon investor Muamalat, seperti PT Minna Padi Investama Securitas Tbk., pendiri Mayapada Group Dato Sri Tahir, hingga anak dari pendiri Muamalat Ilham Habibie. Bahkan teranyar perusahaan pelat merah disebut-sebut akan ikut dalam skenario penyelamatan Muamalat.

Sementara itu, pada tahun ini kinerja Bank Muamalat cenderung memburuk akibat perlambatan pembiayaan. Berdasarkan laporan publikasi bank menutup paruh pertama 2019 dengan capaian laba bersih Rp5,1 miliar atau anjlok 95,1% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Fungsi intermediasi bank turun 15,6% yoy menjadi Rp31,32 triliun. Pendapatan setelah distribusi bagi hasil pun merosot 68,1% yoy, menjadi Rp203,34 miliar.

Pembiayaan yang tumbuh melambat seiring dengan pengetatan likuiditas perseroan. Per Juni 2019, rasio pembiayaan terhadap deposito (financing to deposit ratio/FDR) turun dari 84,37% menjadi 68,05%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper