Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BCA dan Panin Senang Target Kredit Diturunkan

Sejumlah bank menyambut baik revisi proyeksi pertumbuhan kredit industri perbankan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah bank menyambut baik revisi proyeksi pertumbuhan kredit industri perbankan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Tanggapan positif disampaikan salah satunya oleh Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja. Menurutnya, penyaluran kredit tak perlu dipaksakan karena bisa berujung pada lahirnya pembiayaan bermasalah (non performing loan/NPL).

"Saya setuju dengan OJK, kredit memang harus sesuai permintaan pasar, nggak bisa didorong-dorong nanti NPL naik lebih parah," kata Jahja kepada Bisnis, Senin (18/11).

Menurut Jahja, baik buruknya industri perbankan sangat tergantung pada kondisi perekonomian global serta nasional. Jika kondisi ekonomi dalam negeri stagnan, maka wajar bank irit menyalurkan kredit.

BCA optimis perkembangan industri perbankan tahun depan akan lebih baik dibanding 2019. Keyakinan ini muncul lantaran ada sejumlah hal yang berpotensi menjadi pemicu seperti keberadaan kabinet pemerintahan baru, serta niat pemerintah menyederhanakan regulasi melalui penerapan sistem Omnibus Law.

"Kami optimis bahwa nanti akan bagus, tapi lihat realisasi dulu sampai Juni tahun depan. RBB [Rencana Bisnis Bank] bisa direvisi Juni " katanya.

Tanggapan lain disampaikan Wakil Direktur Utama PT Bank Pan Indonesia Tbk. (Bank Panin) Roosniati Saalihin. Menurutnya, revisi yang dilakukan OJK sesuai dengan kondisi dan prediksi bahwa kondisi industri baru bisa pulih pasca tahun baru.

Bank Panin menganggap tingkat suku bunga acuan yang rendah bisa menjadi pemicu membaiknya kondisi industri perbankan. Akan tetapi, bank dan otoritas disebut harus waspada terhadap imbas dari perang dagang hingga adanya gejolak tak berkesudahan di Hong Kong. Kondisi internasional itu dianggap Roosniati bisa menjadi kendala pertumbuhan positif industri perbankan.

"Mudah-mudahan konsumsi domestik dan investasi infrastruktur bisa diharapkan. Pertumbuhan kredit kan tergantung permintaan pasar. Kalau otoritas sudah mendukung melalui penurunan suku bunga. Tapi kredit kan bukan faktor bunga semata, tapi bagaimana permintaan pasar juga," kata Roosniati kepada Bisnis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper