Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2020, Maybank Indonesia Targetkan Penyaluran Kredit tumbuh 10 Persen

PT Bank Maybank Indonesia Tbk. memasang target pertumbuhan kredit pada 2020 bisa mencapai 10 persen.
Direktur Maybank Kim Eng Sekuritas Indriastuti Widi Utami meresmikan peluncuran Sharia Online Trading System (SOTS) KE Trade PRO Syariah sambil memotong pita di Main Hall BEI, Rabu (6/11/2019)./Bisnis-Dwi Nicken Tari
Direktur Maybank Kim Eng Sekuritas Indriastuti Widi Utami meresmikan peluncuran Sharia Online Trading System (SOTS) KE Trade PRO Syariah sambil memotong pita di Main Hall BEI, Rabu (6/11/2019)./Bisnis-Dwi Nicken Tari

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Maybank Indonesia Tbk. memasang target pertumbuhan kredit pada 2020 bisa mencapai 10 persen. 

Target itu dikemukakan Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria.  Menurutnya, realisasi penyaluran kredit tahun depan akan sangat tergantung pada kondisi ekonomi dalam dan luar negeri.

“Kami proyeksi masih sekitar 10 persen lah, tapi tentunya itu nanti tergantung realisasi ekonomi seperti apa,” ujar Taswin saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (25/11/2019).

Selain telah menentukan target pertumbuhan kredit, Maybank Indonesia juga memiliki proyeksi kenaikan dana pihak ketiga (DPK) untuk 2020. Dana himpunan masyarakat ditargetkan tumbuh sekitar 7 persen -- 8 persen secara tahunan pada 2020.

Sebagai catatan, hingga kuartal III/2019 penyaluran kredit Maybank Indonesia mengalami penurunan 1,1 persen yoy menjadi Rp129,8 triliun. Penurunan ini diakibatkan tekanan pada pembiayaan sektor ritel dan nonritel.

Taswin mengatakan, sejak Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan total 100 basis poin (bps) sejak Juli, Maybank Indonesia sudah mengurangi bunga kredit mereka sebesar 25-50 bps.

Pada 2020, Maybank Indonesia akan menentukan suku bunga kredit sesuai beban dana yang harus mereka tanggung.

Maybank Indonesia juga disebut akan lebih selektif menyalurkan pembiayaan tahun depan. Hal ini dilakukan karena emiten berkode BNII ini ingin menekan rasio kredit bermasalah (NPL) yang per September 2019 sudah mencapai 2,63 persen secara konsolidasi.

“Sektornya [penyumbang NPL gross] kalau kami yang berhubungan dengan trading dan makanan. Tahun depan kami sih nggak menyetop laju kredit tapi kami perbaiki standar pemberian kredit,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lalu Rahadian
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper