Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) berpotensi kembali menurunkan suku bunga acuan dalam rentang waktu Desember 2019 hingga semester I/2020.
Kepala Ekonom DBS Indonesia Masyita Crystalin mengatakan, ruang BI untuk kembali menurunkan suku bunga acuan masih cukup terbuka. Menurutnya, kemungkinan tersebut masih cukup terbuka hingga semester I/2020.
"Masih ada peluang turun hingga 50 basis poin, karena hingga pertengahan 2020 impor juga diperkirakan masih rendah," katanya saat ditemui di Jakarta pada Selasa (26/11/2019).
Kendati demikian, penerapan kebijakan tersebut juga bergantung pada dua hal kondisi global. Pertama, BI melihat tingkat inflasi negara. Masyita menilai, inflasi Indonesia saat ini menunjukkan sinyal positif karena mengalami penurunan.
Kedua, BI juga akan memperhatikan nilai rupiah. Pada satu sisi, BI perlu menjaga interest rate differential rupiah dengan mata uang asing lainnya agar tetap menarik di tengah volatilitas ekonomi dunia.
Pada sisi lain, nilai rupiah juga akan dipengaruhi oleh trade balance dan aliran modal yang masuk ke Indonesia (capital inflow). Ia memperkirakan trade balance Indonesia hingga semester I/2020 masih tetap terjaga karena nilai impor diperkirakan tidak akan mengalami kenaikan yang berarti.
"Sementara, capital inflow amat bergantung pada kondisi global, sehingga BI masih melihat perkembangannya lebih jauh. Bila Bank Federal AS [The Fed] tidak menurunkan [suku bunga] lagi hingga pertengahan 2020, BI akan sangat berhati-hati dalam menurunkan suku bunga acuan, karena akan mengganggu interest rate differential," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel