Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Bermasalah Manufaktur Melambung, Tertinggi Dalam 2 Tahun Terakhir

Kredit bermasalah industri pengolahan naik tajam. Rasio non-performing loan (NPL) menembus 3,6% per September 2019 atau menyentuh titik tertinggi dalam 2 tahun terakhir.
Ilustrasi aktivitas karyawan di pabrik karoseri truk di kawasan industri Bukit Indah City, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (13/2). /Bisnis.com-NH
Ilustrasi aktivitas karyawan di pabrik karoseri truk di kawasan industri Bukit Indah City, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (13/2). /Bisnis.com-NH

Bisnis.com, JAKARTA - Kredit bermasalah industri pengolahan naik tajam. Rasio non-performing loan (NPL) menembus 3,6% per September 2019 atau menyentuh titik tertinggi dalam 2 tahun terakhir.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per September 2019, pembiayaan berstatus kolektibilitas 3 hingga 5 tersebut mencapai Rp33,45 triliun atau melesat 33% secara tahunan (year-on-year/yoy).Padahal sebelumnya, sepanjang Januari - Agustus 2019, pertumbuhan yoy NPL industri pengolahan tertinggi adalah sebesar 12,7% yoy.

Meroketnya jumlah kredit bermasalah tahun ini tidak diikuti dengan pertumbuhan portofolio penyaluran dana. Pada periode yang sama dana bank yang mengalir kepada debitur manufaktur hanya naik 5,6% yoy atau menjadi Rp917,46 triliun.

Realisasi pertumbuhan kredit manufaktur tersebut cenderung melambat secara konsisten sejak awal tahun. Pada kuartal pertama dan kedua, pembiayaan kepada sektor tersebut, masing-masing, tumbuh 9,5% yoy dan 6,9% yoy.

Adapun manufaktur adalah satu sektor andalan perbankan untuk menjalankan fungsi intermediasi. Per September 2019, industri ini berkontribusi sebesar 16,6% terhadap total portofolio kredit bank di Tanah Air. Capaian tersebut merupakan yang terbesar kedua setelah industri perdagangan besar dan eceran.

Mengutip data OJK, bank pelat merah berkontribusi paling besar terkait kenaikan kredit bermasalah industri pengolahan. Pada kuartal III/2019, NPL manufaktur bank milik negara naik 28,6% yoy menjadi Rp15,9 triliun. Nilai kredit kualitas jelek itu setara dengan 48% dari total NPL sektor tersebut.

Berdasarkan catatan Bisnis, setidaknya ada dua pelaku usaha manufaktur yang saat ini tengah dilanda krisis keuangan, yaitu PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. dan Duniatex.

Krakatau steel, pelaku usaha di sektor besi dan baja ini, mengalami krisis keuangan yang disebabkan oleh kinerja yang selalu negatif sejak 3 tahun belakangan. Duniatex Group tengah berjibaku dengan ketersediaan likuiditas untuk memenuhi kewajiban pembayaran kredit kepada bank, dan obligasi kepada kepada investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper