Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kopelindo Lepas Saham Bukopin dengan Harga Sangat Murah, Kenapa?

Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) melepas sebagian kepemilikan saham di PT Bank Bukopin Tbk. Kopelindo menjual saham dengan kondisi book value per share (BVPS) atau nilai buku per lembar saham kurang dari 1.
Nasabah bertransaksi di banking hall Bank Bukopin di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Nasabah bertransaksi di banking hall Bank Bukopin di Jakarta, Senin (1/7/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA - Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) melepas sebagian kepemilikan saham di PT Bank Bukopin Tbk. Kopelindo menjual saham dengan kondisi book value per share (BVPS) atau nilai buku per lembar saham kurang dari 1.

Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan bahwa saat ini BVPS emiten berkode BBKP tersebut sebesar 0,31. “Itu dari harga [per saham] 700an, berarti dia [Kopelindo] lepas dengan harga sepertiga dari valuasi,” kata Hans kepada Bisnis, Selasa (7/1/2020).

Hans menilai kondisi BBKP memang tidak dalam kondisi prima. Bank tengah mengalami perlambatan pertumbuhan dan laba per saham (earning per share/EPS) beberapa kali terkoreksi negatif.

“Tapi tetap saja melepas saat ini, valuasinya sangat murah. Tidak ada gunanya melepas saham dengan valuasi murah,” tambah Hans.

Kopelindo melepas sekitar 720 juta saham di PT Bank Bukopin Tbk. pada tahun lalu. Jumlah tersebut lebih kurang separuh dari saham yang dimilliki Kopelindo di emiten berkode BBKP tersebut.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, per 31 Desember 2019, Kopelindo memiliki 5,259% atau 612.727.934 saham di BBKP. Sebelumnya, atau 31 Desember 2018, kepemilikan Kopelindo di BBKP sebesar 11,51% atau sekitar 1,3 miliar saham.

Menurut Hans, porsi kepemilikan Kopelindo di Bukopin seiring dengan bertambahnya jumlah saham yang dimilki publik. Per 31 Desember 2019, masyarakat dengan kepemilikan kurang dari 5% memiliki 40,21% saham, sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya 34,18%.

Adapun pada penutupan perdagangan akhir tahun lalu, saham BBKP merosot 46,9% dari harga tertinggi sepanjang 2019, atau menjadi Rp224 per saham. Namun pada awal tahun ini saham BBKP sedikit menguat. Pada penutupan perdagangan hari ini, Selasa (7/1/2020), BBKP mencatatkan Rp234.

Hans menilai penurunan saham BBKP pada tahun lalu satu di antaranya merupakan imbas dari aksi korporasi Kopelindo. “Tapi mungkin tahun ini kalau rights issue berhasil mungkin bisa naik setidaknya ke Rp500 per saham,” katanya.

Pada tahun ini Bukopin memiliki rencana menambah modal dengan menerbitkan saham baru melalui penawaran umum terbatas saham seri B sebanyak 4.660.763.499 lembar.

Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan yang dikutip Rabu (1/1/2020), Penawaran saham ini dilakukan Bank Bukopin telebih dahulu kepada pemegang saham eksisting melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Penawaran ini akan berlaku efektif 28 Februari mendatang.

“Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya emisi akan digunakan sepenuhnya untuk mendukung perkembangan bisnis perseroan,” tulis Bank Mayapada dalam keterbukaan informasi di laman resmi Bursa Efek Indonesia.

Bank Bukopin menyebut ada kemungkinan pemegang saham utama perseroan yakni PT Bosowa Corporindo dan KB Kookmin Bank, Co., Ltd. akan menggunakan haknya. Apabila demikian, porsi kepemilikan keduanya akan bertambah hingga lebih dari 24%.

Hans melanjutkan bahwa investor baru menjadi stimulus positif bagi saham BBKP. Namun bila Kookmin menjadi mayoritas, investor perlu mengingat historis perusahaan asal Korea Selatan di industri perbankan.

Aksi korporasi Negeri Ginseng terhadap industri perbankan di Indonesia belum menunjukan dampak signifikan. Sejumlah bank yang telah diakuisisi investor asal Korea Selatan ekspansinya cenderung berjalan lambat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper