Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri perbankan tampaknya harus memutar otak lebih keras untuk menarik minat masyarakat dalam mengajukan kredit konsumsi, setidaknya hingga 6 bulan ke depan.
Hal tersebut harus dilakukan lantaran masyarakat cenderung menggunakan pendapatannya untuk keperluan konsumsi, sedangkan alokasi pendapatan untuk menabung dan membayar cicilan menurun.
Kebiasaan tersebut bisa dilihat dari hasil Survei Konsumen Bank Indonesia per Desember 2019.
Berdasarkan survei tersebut, 69,2% pendapatan responden rumah tangga tiap bulan dialokasikan untuk konsumsi. Ini meningkat cukup tinggi dibandingkan dengan porsi pada akhir 2018 lalu, yakni 67,2%.
Sementara itu, penggunaan pendapatan untuk menabung dan membayar cicilan masing-masing 19,5% dan 11,3%. Persentase ini turun dibandingkan akhir 2018 lalu, masing-masing 20,4% dan 12,3%.
Turunnya alokasi untuk cicilan mengindikasikan adanya perlambatan penyerapan kredit konsumsi.