Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Sindikasi Perbankan Melempem

Total kredit sindikasi yang disalurkan sepanjang 2019 senilai US$24,32 miliar. Angka ini turun 23,59% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan penyaluran sindikasi pada 2018 yang mencapai US$31,83 miliar.
Ilustrasi/jibiphoto/
Ilustrasi/jibiphoto/

Bisnis.com, JAKARTA — Penyaluran kredit sindikasi sepanjang 2019 turun drastis dibandingkan dengan perolehan 2018.

Berdasarkan data Bloomberg League Table Reports Indonesia Borrower Loans 2019, total kredit sindikasi yang disalurkan sepanjang 2019 senilai US$24,32 miliar. Angka ini turun 23,59% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan dengan penyaluran sindikasi pada 2018 yang mencapai US$31,83 miliar.

Di antara puluhan bank yang menyalurkan kredit sindikasi pada 2019, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. keluar sebagai penyalur pembiayaan terbayak. Nilai kredit sindikasi yang disalurkan BMRI mencapai US$3,4 miliar.

Posisi Bank Mandiri disusul PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. yag berdasarkan data Bloomberg menyalurkan sindikasi senilai US$2,96 miliar. Pada posisi tiga, ada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. yang terlibat dalam 17 sindikasi dengan nilai pinjaman US$1,88 miliar.

Keberadaan BRI di posisi ketiga bank penyalur kredit sindikasi terbanyak menggeser tempat yang tadinya diduduki PT Bank Central Asia Tbk.

Berdasarkan data tersebut, posisi BCA turun menjadi di urutan keenam bank penyalur sindikasi terbanyak sepanjang 2019. Nilai sindikasi yang dikeluarkan BCA pada 2019 adalah US$1,26 miliar.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengakui adanya penurunan kredit sindikasi perseroan sepanjang 2019. Menurutnya, hal ini wajar terjadi karena secara industri pembiayaan gabungan ini juga turun nilainya.

“Memang total kreditnya keseluruhan juga turun, dan kami nggak ada target sindikasi harus naik. Sesuai kebutuhan dan adanya project saja,” ujar Jahja kepada Bisnis, beberapa waktu lalu.

Menghadapi 2020, menurutnya, BCA tak memiliki target atau proyeksi ihwal penyaluran kredit sindikasi. Jahja menganggap analisis seperti itu tidak banyak memberi manfaat untuk perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper