Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Optimis Kredit Perbankan Tumbuh 10 hingga 12 Persen di 2020

Bank Indonesia optimis kredit perbankan mampu tumbuh di kisaran 10 hingga 12 persen pada 2020 setelah mengalami perlambatan pertumbuhan yang signifikan di 2019.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia optimis kredit perbankan mampu tumbuh di kisaran 10 hingga 12 persen pada 2020 setelah mengalami perlambatan pertumbuhan yang signifikan di 2019.

Pertumbuhan kredit perbankan pada 2019 tercatat tumbuh 6,08 persen secara tahunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di samping itu, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga juga tumbuh sebesar 6,54 persen.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan kredit akan membaik sejalan dengan prospek peningkatan pertumbuhan ekonomi, termasuk pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dibidik di kisaran 8 sampai 10 persen. 

"Suku bunga BI kan sudah turun, tapi suku bunga bank belum turun, penurunan itu yang akan mendorong kredit ke depan, relaksasi uang muka juga sudah dilakukan, injeksi likuiditas juga akan mendorong pertumbuhan kredit ke depan. Ini faktor supply yang kami relaksasi terus, nanti [kredit] akan didorong lagi oleh permintaan karena ekonomi naik," kata Perry, Kamis (23/1/2019).

Seperti diketahui, sejak medio 2019, Bank Indonesia telah banyak merelaksasi sejumlah kebijakan makroprudensial, di antaranya memangkas suku bunga 100 bps serta relaksasi Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM).
 
Sepanjang 2019 pun, Bank Indonesia melonggarkan Giro Wajib Minimum sebesar 100 bps untuk menambah likuiditas perbankan. Selain itu, BI melakukan pelonggaran atas rasio Loan to Value (LtV) untuk kredit properti sebesar 5 persen dan uang muka kendaraan bermotor di kisaran 5 -10 persen.

Di sisi lain, Perry mengatakan stabilitas sistem keuangan masih tetap terjaga, meskipun fungsi intermediasi perbankan terus menjadi perhatian. Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan November 2019 yang tinggi yakni 23,66 persen dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) yang masih terjaga di level 2,77 persen (gross) atau 1,24 persen (net).

Ke depan Bank Indonesia akan tetap menempuh kebijakan makroprudensial akomodatif dan memperkuat koordinasi dengan otoritas terkait. "Sehingga dapat tetap menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong fungsi intermediasi perbankan," ujar Perry..

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper