Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BTN Huni Indeks LQ45

Indeks LQ45 terdiri dari 45 emiten yang diseleksi BEI berdasarkan beberapa kriteria, seperti likuiditas dan kapitalisasi pasar.
Suasana layanan di kantor PT Bank Tabungan Negara Tbk di Jakarta, Senin (8/1)./JIBI-Dedi Gunawan
Suasana layanan di kantor PT Bank Tabungan Negara Tbk di Jakarta, Senin (8/1)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis, JAKARTA — PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. masuk ke indeks LQ45 yang dibuat Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode Februari-Juli 2020. Perseroan pun menyambut baik hal ini.

Sekretaris Perusahaan BTN Achmad Chaerul mengatakan masuknya perseroan dalam indeks LQ45 menunjukkan kepercayaan pelaku pasar modal atas kinerja perseroan. Indeks LQ45 terdiri dari 45 emiten yang diseleksi BEI berdasarkan beberapa kriteria, seperti likuiditas dan kapitalisasi pasar.

“Kami akan terus melakukan berbagai inovasi untuk mengukuhkan posisi sebagai bank tabungan yang menyediakan berbagai produk perbankan terutama hunian terbaik bagi masyarakat Indonesia,” kata Chaerul dalam keterangan tertulis, Kamis (30/1/2020).

Chaerul menyebut perseroan saat ini tengah merancang berbagai bisnis model baru. Hal ini dilakukan untuk menggarap berbagai potensi bisnis di Indonesia.

Analis Ciptadana Sekuritas Erni Marsella Siahaan menganggap masuknya emiten dengan kode saham BBTN tersebut ke dalam indeks LQ45 didorong oleh kehadiran Pahala N. Mansury sebagai Direktur Utama baru perseroan. Menurutnya, pengalaman Pahala di Bank Mandiri dengan basis dana ritel yang kuat dianggap berperan penting membawa prospek positif bagi BTN.

Erni menganggap pengalaman Pahala akan menjadi amunisi untuk membawa BTN menggarap pasar dana murah. Selain itu, perubahan nomenklatur direksi di BTN akan mendukung upaya perseroan menggarap pasar ritel.

“Secara keseluruhan, kami menilai BBTN memiliki ruang yang luas untuk menurunkan biaya dana,” ujar Erni.

Menurut Erni, rencana BTN membentuk asset management unit (AMU) pada tahun ini juga akan membantu perseroan menjaga rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL).

“AMU akan secara spesifik mengatasi problematika KPR dengan membeli aset bermasalah dari Bank BTN, mengelola aset tersebut, dan menjaga stabilitas harga aset,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lalu Rahadian

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper