Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hadapi Dampak Corona, Destry Tegaskan Bank Indonesia Tetap Akomodatif

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengungkapkan bank sentral akan pihaknya akan terus mempertahankan bauran kebijakan akomodatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Destry Damayanti. /Antara
Destry Damayanti. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA-Bank sentral Tanah Air mendukung arahan Presiden Joko Widodo yang akan memacu belanja pemerintah guna menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia dari dampak virus corona.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengungkapkan bank sentral akan pihaknya akan terus mempertahankan bauran kebijakan akomodatif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

"Tentunya dengan menjaga stabilitas harga dan sistem keuangan," tegas Destry kepada Bisnis, Rabu (12/2/2020).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menginstruksikan menteri kabinetnya untuk mempercepat realisasi belanja pemerintah agar dapat dirasakan oleh masyarakat sehingga memberikan daya angkat terhadap perekonomian Indonesia yang berisiko terdampak virus corona.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa sebelum virus corona, China juga sempat berhadapan dengan epidemi virus SARS. Namun di antara keduanya terdapat perbedaan besar terkait kontribusi ekonomi China terhadap dunia.

"Sekarang ukuran ekonomi RRT [China] jauh lebih besar, jadi apabila perekonomian [China] terpengaruh cukup signifikan dari corona virus, maka pengaruhnya juga kepada regional dan global juga akan sangat besar," kata Sri Mulyani.

Managing Director of Development Policy and Partnership Bank Dunia Mari Elka Pangestu memperkirakan virus corona berpotensi menyeret pertumbuhan ekonomi Indonesia kurang dari 5 persen. Padahal, dalam APBN 2020, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen.

Seperti diketahui, setiap perlambatan ekonomi China sebesar 100 basis poin (bps), Indonesia akan terdampak sebesar 30 bps.

Berdasarkan proyeksi ekonom dunia, lanjut Mari, virus corona akan membuat pertumbuhan ekonomi China melambat 100 bps hingga 300 bps. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat ikut terdampak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper