Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester I/2020, Obligasi Jatuh Tempo BFI Finance Rp713 Miliar

PT BFI Finance telah menyiapkan dana dari kas internal untuk membayar obligasi yang jatuh tempo pada tahun ini.
Pelajar berada di Main Hall Bursa Efek Indonesia Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Pelajar berada di Main Hall Bursa Efek Indonesia Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

 Bisnis.com, JAKARTA-- PT BFI Finance akan melunasi obligasi jatuh tempo senilai Rp713 miliar pada semester pertama tahun ini.

Direktur Keuangan dan Corporate Secretary BFI Finance Sudjono menjelaskan obligasi yang jatuh tempo ini terdiri dari dua seri. Rinciannya senilai Rp460 miliar jatuh tempo pada 2 Maret 2020 mendatang. Selain itu, pada pekan yang sama juga akan jatuh tempo obligasi senilai Rp253 miliar. 

"Dana [pembayar obligasi jatuh tempo] sudah tersedia, dari kas internal [perusahaan]," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (12/2/2020).

Selain obligasi yang akan jatuh tempo di Maret tersebut, tanpa merinci nilainya, Sudjono mengaku perseroan juga memiliki obligasi lainnya yang juga akan berakhir di penghujung 2020.

Sementara itu untuk rencana penerbitan obligasi baru pada tahun ini, hal itu sedang didiskusikan pihaknya. Kondisi pasar maupun pilihan kebijakan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia akan menjadi pertimbangan perusahaan dalam menyediakan modal kerja.

Sementara itu dalam kesempatan terpisah, obligasi akan menjadi pilihan investor asing dalam pasar keuangan Indonesia. Hal ini seiring penegasan peringkat dari lembaga pemeringkat Moody's Investor Service.

Ekonom Pefindo Fikri C. Permana mengatkan peringkat yang disematkan Moody's di Baa2 dengan outlook stabil menegaskan stabilitas perekonomian Indonesia. Hal itu menandakan kondisi fundamental perekonomian Indonesia tetap terjaga sepanjang tahun lalu.

Fikri menerangkan, peringkat dari Moody's juga mencerminkan pengelolaan utang yang baik sehingga tingkat risiko tetap stabil. Dia menyebut, hal itu akan menarik minat investor asing terhadap pasar Surat Utang Negara (SUN) yang diterbitkan pemerintah.

“Hal ini juga akan berdampak pada kembali meningkatnya tingkat kepemilikan asing pada surat utang Indonesia,” ujar Fikri kepada Bisnis.com, Selasa (11/2/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Arif Gunawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper