Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Danamon Selektif Salurkan Kredit Usaha Kecil

Rasio kredit bermasalah untuk segmen usaha mikro, kecil, dan menengah Bank Danamon pada akhir tahun lalu berada di angka 5,9 persen.
Nasabah bertransaksi di Bank Danamon, Makassar, Selasa (29/8/2017)./Bisnis-Paulus Tandi Bone
Nasabah bertransaksi di Bank Danamon, Makassar, Selasa (29/8/2017)./Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Danamon Tbk. lebih selektif dalam menyalurkan kredit ke sektor usaha kecil menengah (UKM) untuk mencegah penurunan lanjutan kualitas kredit.

Direktur Bank Danamon Dadi Budiana mengatakan rasio non-performing loan untuk segmen usaha mikro, kecil, dan menengah pada akhir tahun lalu berada di angka 5,9 persen. Terdapat peningkatan sepanjang 2019, tetapi tidak terlalu signifikan dan tidak mengganggu operasional bisnis perseroan.

"Tahun ini, kami akan lebih selektif, kami hanya tidak mau posisinya lebih tinggi dari ini, kalau bisa kualitasnya membaik dan NPL turun. Buat bad loan yang ada saat ini kami mulai lakukan penanganan intensif," katanya, dalam analyst meeting Bank Danamon, Rabu (19/2/2020).

Dia menyebutkan penanganan intensif yang dilakukan pada kredit bermasalah tidak akan banyak mengarah pada restrukturisasi atau write off. Perseroan akan membiarkan kualitas kredit debitur apa adanya dan fokus pada collection atau penagihan.

"Kalau memang nasabah benar-benar memiliki kemampuan untuk melanjutkan usaha, dan punya itikad baik, baru itu kami bisa restrukturisasi, tidak ada pakai financial engineering. Otoritas sudah sangat ketat," katanya.

Sebagai informasi, outstanding kredit dan trade finance bank milik MUFG Bank Ltd tersebut pada akhir 2019 adalah Rp144,25 triliun, naik 3 persen secara tahunan. Adapun, porsi kredit usaha kecil menengah adalah 25,1 persen atau lebih tinggi dari aturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar 20 persen.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bank Danamon Muljono Tjandra menyebutkan perseroan memiliki empat motor pertumbuhan bisnis fungsi intermediasi antara lain pembiayaan konsumer, korporasi, pembiayaan otomotif, dan UKM.

Untuk konsumer dan korporasi, emiten berkode saham BDMN ini menargetkan pertumbuhan kredit di atas 10 persen pada 2020. Sementara itu, untuk pembiayaan otomotif, dan UKM, perseroan hanya mengharapkan segmen ini mampu tumbuh mendekati 10 persen.

"Secara keseluruhan, pertumbuhan overall kami tahun ini adalah higher single digit. Setiap segmen punya kesempatan dan tantangan masing-masing," katanya.

Dia menjelaskan, perseroan memiliki rasio kecukupan modal sebesar 24,2 persen dan loan to deposit ratio sebesar 97 persen.

"Kapasitas kami untuk ekspansi ini cukup kuat. Likuiditas kami cukup, modal kami kuat. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ucapnya.

Untuk tambahan, Muldjono menyebutkan perseroan juga masih memiliki sisa kesempatan penerbitan obligasi senilai Rp3 triliun pada tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper