Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Laba Bersih Bank Jabar & Banten (BJBR) Rp1,6 Triliun

Perseroan mencatatkan laba tumbuh tipis 0,8 persen.
Karyawati melayani nasabah di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (Bank BJB) Kantor Cabang Utama Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/6/2018)./JIBI-Rachman
Karyawati melayani nasabah di PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (Bank BJB) Kantor Cabang Utama Bandung, Jawa Barat, Rabu (20/6/2018)./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk. (Bank BJB) tercatat masih mampu mempertahankan pertumbuhan laba sepanjang 2019 lalu. Laba perusahaan tercatat tumbuh tipis sebesar 0,8 persen menjadi Rp1,6 triliun.

Laba ini dibukukan di tengah tantangan penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 6,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Meski begitu NII perusahaan menjadi Rp6,08 triliun.

Pada saat yang sama, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) Bank BJB juga turun 63 basis poin menjadi 5,7 persen.

Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan di tengah ketidakpastian situasi perekonomian global yang ditandai dengan perlambatan laju pertumbuhan, perseroan mampu mencatat pertumbuhan kredit. Tercatat kucuran pembiayaan yang disalurkan ke masyarakat mencapai Rp81,9 triliun. Tumbuh 8,33 persen yoy. Kredit konsumer menjadi pemacu terbesar yang tumbuh sebesar 9,4 persen.

Capaian ini lebih tinggi dari rata-rata industri perbankan nasional yang berada di kisaran 6,08 persen.

"Angka kredit macet dan bermasalah [Non Performing Loan] juga berhasil ditekan pada kisaran 1,58 persen pada 2019," katanya, Jumat (28/2/2020).

Meski kredit tumbuh, perseroan mencatat beban dana (cost of fund/CoF) mengalami peningkatan dari 5,0 persen pada 2018 menjadi 5,4 persen pada 2019. Di samping itu, pendapatan non bunga atau fee based income (FBI) juga tercatat stagnan, yang hanya tumbuh 1,0 persen yoy menjadi Rp929 miliar.

Selain itu, perseroan mencatat beban penambahan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) kredit sebesar Rp651 miliar, sehingga coverage ratio meningkat dari 50,8 persen per 2018 menjadi 102 persen pada 2019, sejalan dengan implementasi PSAK 71.

"Visi pertumbuhan berkualitas dan berkelanjutan tetap kami jaga, ditengah kondisi perekonomian secara makro yang masih mengalami ketidakpastian, likuiditas yang ketat serta tekanan suku bunga, kami masih dapat menjaga catatan laju pertumbuhan positif," katanya.

Perseroan menyatakan optimis di tahun 2020 dengan menargetkan kredit tumbuh sebesar 10 persen. Perseroan disebutkan menyusun strategi ekspansi usaha guna menunjang strategi percepatan pertumbuhan sepanjang tahun, salah satunya melalui Penawaran Umum Berkelanjutan ll (PUB ll) Obligasi subordinasi perseroan senilai Rp500 miliar.

CATATAN REDAKSI

Berita ini mengalami revisi dari judul dan badan berita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper