Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Bermasalah Bank Mega Naik karena Nasabah Kontraktor Migas

Pada 2019, rasio NPL gross meningkat menjadi 2,46 persen dari 1,60 persen. Rasio NPL net juga meningkat dari 1,27 persen menjadi 2,25 persen.
Transaksi di mesin ATM Bank Mega/ Istimewa
Transaksi di mesin ATM Bank Mega/ Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Peningkatan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan PT Bank Mega Tbk. pada 2019 disebabkan oleh satu nasabah di sektor minyak dan gas.

Berdasarkan laporan publikasi perseroan, rasio NPL secara gross meningkat menjadi 2,46 persen dari 1,60 persen pada 2018. NPL secara net juga meningkat dari 1,27 persen pada 2018 menjadi 2,25 persen pada 2019.

Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib mengatakan peningkatan rasio NPL tersebut disebabkan oleh satu nasabah yang harus menjalankan proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) pada 2019 lalu.

Namun, debitur tersebut disebutkan telah menyerahkan asetnya dan melunasi pinjaman. Dengan demikian, pada Januari 2020, NPL gross perseroan kembali menurun ke level 1,2 persen.

"Ada satu nasabah yang kena PKPU, kami coba selesaikan pada Desember 2019, tetapi belum selesai, Januari baru selesai. [Proses pembayaran] sudah selesai, [debitur] sudah menyerahkan asetnya dan kreditnya sudah lunas," katanya, Kamis (5/3/2020).

Pada kesempatan terpisah, Direktur Kredit Bank Mega Madi D. Lazuardi menjelaskan nasabah tersebut merupakan kontraktor di sektor oil & gas dengan jumlah pinjaman yang diberikan senilai Rp600 miliar.

"[Peningkatan NPL] itu sudah kami antisipasi, mau diselesaikan di Desember, tetapi tidak bisa selesai. Namun, di Januari 2020 rasio NPL sudah menurun jauh," jelasnya.

Madi menambahkan pada tahun ini perseroan menargetkan dapat menekan rasio NPL hingga di bawah level 1 persen. Melihat kondisi secara industri saat ini yang dipengaruhi oleh kondisi ekomi global, ditambah virus corona, perseroan menyatakan akan lebih selektif dan meningkatkan risk awareness dalam menyalurkan kredit.

Seperti diketahui, perseroan mencatat penyaluran kredit sebesar Rp53,01 triliun atau tumbuh 25 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) sepanjang 2019.

Kredit korporasi menjadi pendorong utama pertumbuhan, yang mana menempati porsi terbesar atau setara 44 persen dari total kredit Bank Mega, disusul oleh joint financing sebesar 29 persen, dan kartu kredit sebesar 15 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper