Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Transformasi ke Modern Digital Banking

Proses shifting menjadi modern digital banking akan dilakukan dengan memanfaatkan mata rantai bisnis dari segmen wholesale. Ditargetkan hal ini bisa tercapai dalam lima tahun ke depan.
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Royke Tumilaar (kiri) didampingi Presiden Direktur PT Jurnalindo Aksara Grafika Lulu Terianto memberikan pemaparan saat kunjungan manajemen Bank Mandiri ke kantor Bisnis Indonesia di Jakarta, Senin (9/3/2020)/Bisnis - Arief Hermawan
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Royke Tumilaar (kiri) didampingi Presiden Direktur PT Jurnalindo Aksara Grafika Lulu Terianto memberikan pemaparan saat kunjungan manajemen Bank Mandiri ke kantor Bisnis Indonesia di Jakarta, Senin (9/3/2020)/Bisnis - Arief Hermawan

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dalam lima tahun ke depan akan melakukan shifting ke modern digital banking dengan fokus menyasar segmen ritel dan konsumer.

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan saat ini market dominan dari perseroan masih didominasi oleh wholesale market, yakni corporate dan commercial. Proses shifting akan dilakukan dengan memanfaatkan mata rantai bisnis dari segmen wholesale.

Salah satunya adalah payroll pegawai yang dinilai dapat menjadi bisnis yang menarik ke depannya. Minat payroll lending dinilai cukup banyak, sehingga dengan memanfaatkan mata rantai tersebut Bank Mandiri secara perlahan dapat melakukan shifting meninggalkan wholesale market.

"Karena lending kami cukup kuat, tetapi penguatan bisnis lain sekaligus shifting ke ritel dan konsumer. Kami tidak mau sampai tidak punya platform yang kuat, bahaya sekali," katanya saat melakukan kunjungan ke Bisnis Indonesia, Senin (9/3/2020).

Bank Mandiri Transformasi ke Modern Digital Banking

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Royke Tumilaar (kanan) didampingi Direktur Produksi & Pemberitaan Bisnis Indonesia Arif Budisusilo memberikan pemaparan saat kunjungan manajemen Bank Mandiri ke kantor Bisnis Indonesia di Jakarta, Senin (9/3)/ Bisnis - Arief Hermawan P

Menurutnya, meskipun memiliki potensi risiko yang besar, kredit ritel tetap memiliki potensi yang besar. Bank Mandiri pun berupaya memanfaatkan platform digital untuk semakin memperluas target pasar tersebut.

Seiring dengan shifting ke modern digital banking, Bank Mandiri meningkatkan biaya modal atau capital expenditure dalam pengembangan digital. Setidaknya, biaya modal IT memiliki porsi 30 persen dari total capex tahun ini atau naik dari Rp1,7 triliun ke Rp2,3 triliun.

"Arahnya lima tahun ke depan kami shifting ke digital, menjadi modern digital bank," katanya.

Bank Mandiri saat ini bekerja sama dengan 15 platform e-commerce dan teknologi finansial (tekfin) P2P untuk mencapai target portofolio kredit sektor UMKM sebesar 20 persen pada tahun ini atau senilai Rp1 triliun.

Tahun ini, penyaluran kredit ke sektor UMKM ditargetkan mencapai Rp1 triliun atau meningkat 10 kali lipat.

Dari aspek manajemen risiko, Bank Mandiri memastikan bahwa proses penyaluran kredit secara non-tradisional ini akan memenuhi prinsip kehati-hatian dan tata kelola perusahaan yang baik (GCG).

Penggunaan alternatif data dilakukan untuk pengembangan scoring credit yang customized sesuai dengan karakteristik target market UMKM yang beragam dan untuk menyesuaikan diri dengan ekosistem ekonomi digital.

Bank Mandiri Transformasi ke Modern Digital Banking

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Royke Tumilaar (tengah) didampingi Wadirut Hery Gunardi (kiri) berbincang dengan Direktur Produksi & Pemberitaan Bisnis Indonesia Arif Budisusilo saat kunjungan manajemen Bank Mandiri ke kantor Bisnis Indonesia di Jakarta, Senin (9/3)/ Bisnis/Arief Hermawan P

Sebelumnya, Bank Mandiri telah bekerja sama dengan e-commerce Bukalapak dan tekfin Investree, Koinworks, Amartha, Crowde, dan Akseleran. Tahun ini, e-commerce Tokopedia dan Shopee ikut bergabung dalam kerja sama ini.

Selain dua e-commerce tersebut, Bank Mandiri juga berkolaborasi dengan platform ekosistem tekfin milik Grab Group serta beberapa tekfin P2P, seperti Taralite dan Modal Rakyat untuk mempermudah UMKM memperoleh pendanaan yang cepat.

Berbekal pengalaman yang panjang dalam pengelolaan kredit, beberapa tahun terakhir ini Mandiri telah menerapkan transformasi digital pada proses internal sehingga pemrosesan kredit menjadi sangat ringkas.

Sementara itu, dari sisi teknologi, Bank Mandiri membangun kolaborasi dengan platform PrivyID, Trusting Social Indonesia (TSI), dan Mitra Transaksi Indonesia (MTI) untuk memastikan kecepatan dan ketepatan dalam penyaluran kredit UMKM.

Adapun kunjungan Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar juga didampingi Wakil Direktur Utama Hery Gunardi, Direktur Risk Management Ahmad Siddik Badruddin, Direktur Teknologi Informasi Rico Usthavia Frans, Direktur Treasury & Special Asset Management Darmawan Junaidi.

Hadir pula Direktur Hubungan Kelembagaan Donsuwan Simatupang, Direktur Corporate Banking Alexandra Askandar, Direktur Keuangan dan Strategy Silvano Rumantir, SEVP Corporate Relation Rohan Hafas, dan Corporate Secretary Rully Setiawan.

Kunjungan ini diterima oleh Presiden Direktur PT Jurnalindo Aksara Grafika Lulu Terianto dan Pemimpin Redaksi Bisnis Indonesia Maria Yuliana Benyamin, serta jajaran Tim Redaksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper