Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Virus Corona dan Perang Dagang Pengaruhi Permintaan KPR

Kredit properti mengalami perlambatan sejalan dengan kondisi industri keseluruhan, dengan pertumbuhan 9,3 persen yoy pada Januari 2020, sementara Desember 2019 tumbuh 9,7 persen yoy.
Foto udara kawasan perumahan di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/2/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya
Foto udara kawasan perumahan di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/2/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA - Kredit konsumer diperkirakan melambat pada 2020, terutama untuk sektor perumahan.

Selain karena minat masyarakat yang menurun, perbankan juga dinilai akan lebih selektif untuk menjaga kualitas kredit.

Berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia Maret 2020, instrumen tabungan atau deposito tetap menjadi preferensi utama responden rumah tangga untuk menyimpan kelebihan pendapatan dalam 12 bulan mendatang.

Sebanyak 46,9 persen responden menyatakan akan menempatkan kelebihan dana dalam 12 bulan mendatang dalam bentuk tabungan atau deposito.

Sementara sebanyak 20,3 persen responden memilih penempatan dalam bentuk properti. Persentase responden yang berencana menempatkan kelebihan pendapatan dalam bentuk properti tersebut tercatat menurun.

BI juga mencatat dalam 12 bulan mendatang, sebanyak 6,3 persen responden menyatakan sangat mungkin untuk membeli atau membangun rumah. Nilai tersebut menurun dibandingkan dengan hasil survei pada bulan sebelumnya, yang sebesar 7,6 persen.

Di samping itu, 28,8 persen responden lainnya menyatakan ada kemungkinan membeli atau membangun rumah dan 64,8 persen responden lainnya menyatakan tidak mungkin atau tidak tahu.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan kondisi indeks keyakinan konsumen tersebut menunjukkan adanya perlambatan konsumsi rumah tangga.

"Faktor kekhawatiran virus corona, perang dagang, dan berkurangnya pendapatan masyarakat kelas menengah dari bonus, insentif perusahaan juga mempengaruhi kepercayaan untuk belanja," katanya kepada Bisnis, Selasa (10/3/2020).

Bhima pun memproyeksikan kredit konsumsi ke depannya masih akan tumbuh melambat karena masyarakat mencoba untuk menahan pengeluaran.

Sementara dari sisi perbankan, Bhima menilai banyak yang hati-hati dan tidak agresif menwarkan kredit konsumsi. Hal ini lantaran bank mau menjaga kuatlitas kredit tetap berada di level yang sehat, yakni dengan rasio kredit bermasalah tetap di bawah 3 persen.

Adapun, berdasarkan hasil analisis uang beradar BI, kredit properti mengalami perlambatan sejalan dengan kondisi industri keseluruhan, di mana tercatat tumbuh 9,3 persen secara tahunan (yoy) pada Januari 2020, dibandingkan dengan Desember 2019 yang tumbuh 9,7 persen yoy.

Pertumbuhan kredit pemilikan rumah/apartemen (KPR/KPA) melambat, dari 8,0 persen yoy pada Desember 2019 menjadi 7,7 persen yoy pada Januari 2020, yang disebabkan oleh kredit KPR tipe 22-70 m2 di wilayah Jawa Barat dan Banten.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper