Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRI Buy Back Rp3 Triliun Pakai Uang Kas, Kinerja Kredit Terganggu?

Manajemen BRI menjamin perusahaan mampu mengelola risiko.
Karyawati PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperlihatkan aplikasi BRI Credit Card Mobile saat diluncurkan di Jakarta, Selasa (18/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Karyawati PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memperlihatkan aplikasi BRI Credit Card Mobile saat diluncurkan di Jakarta, Selasa (18/6/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -  PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) meyakini kondisi keuangan perusahaan tidak akan terganggu walaupun melakukan aksi buy back saham senilai Rp3 triliun.

Direktur BRI Haru Koemahargyo menyebutkan modal inti perseroan dalam posisi yang sangat kuat. Untuk itu setelah aksi buy back maka perusahaan akan tetap melakukan ekspansi kredit. BRI berharap aksi buy back saham ini mampu memberi sinyal kepada investor harga saham saat ini sudah jauh dari level fundamental. Aksi ini sekaligus penegasan perusahaan memiliki kemampuan mengelola risiko.

"Rp3 triliun tidak terlalu besar bagi kami. Modal BRI secara market cap Rp500 triliun. Tindakan buy back untuk memberikan pesan bahwa harga saham BBRI sekarang lebih rendah dari harga fundamentalnya," katanya kepada Bisnis, Sabtu (14/3/2020).

Harga BBRI pada penutupan pasar saham menguat 3,05 persen per Jumat (13/3/2020). Saham ditutup berada pada 3.720. meski begitu posisi ini lebih rendah 15,65 persen dari posisi awal 2020. Dalam perdagangan akhir pekan itu asing tercatat melakukan penjualan bersih di pasar reguler senilai Rp147,90 miliar dan pembelian bersih di pasar negoisasi senilai Rp21,43 miliar sehingga jika dijumlah penjualan pasar negoisasi dan pasar reguler, pada Jumat (13/3/2020) asing melakukan penjualan bersih Rp126,47 miliar.

Dengan harga penutupan ini, maka rasio harga saham dengan laba bersih per saham (price earning ratio/PER) pada tercatat sebesar 13.24 kali, sedangkan rasio harga saham per nilai buku (price to book value/PBV) mencapai 2.21 kali. Haru menyebutkan perseroan tidak berniat untuk menjual kembali saham yang dibeli kembali tersebut. Saham tersebut direncanakan untuk meningkatkan kepemilikan dari karyawan perseroan. "Treasury stock tapi untuk employee ownership plan."

Senada, Wakil Komisaris Utama sekaligu Komisaris Independen PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Ari Kuncoro menyampaikan aksi buy back tidak akan mempengaruhi kinerja.

Rektor Universitas Indonesia ini menyebutkan pasar saham saat ini membutuhkan dorongan terutama dari emiten yang memiliki market cap besar.

"Pada penutupan perdagangan Jumat kemarin, kita melihat sudah mulai ada sentimen positif yang terbangun dan mulai mengerek IHSG," katanya.

Meskipun demikian, Ari mengatakan tantangan peningkatan IHSG tahun ini masih tergolong berat. Pasalnya, kinerja emiten serta perusahaan besar tahun ini masih tertekan oleh banyak permasalahan seperti perlambatan ekonomi, dan sentimen negatif Virus Corona.

"Jika masih belum membaik, kinerja pelaku industri riil akan terdampak. Begitu juga perbankan yang menjadi penyalur kredit."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper