Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan laba bersih bank-bank papan atas masih positif pada awal tahun 2020. Meski demikian, pembentukan ini diprediksi tidak akan bertahan lama seiring dengan maraknya restrukturisasi pada kuartal kedua hingga akhir tahun ini.
Ketua Bidang Pengkajian dan pengembangan Perbanas Aviliani mengatakan perolehan laba diperkirakan masih akan positif pada kuartal pertama tahun ini, bahkan hingga bulan April 2020.
Hal tersebut dikarenakan tekanan penurunan pendapatan bank, akibat restrukturisasi kredit dan penundaan cicilan di tengah tekanan pandemi COVID-19, akan mulai terasa pada kuartal kedua tahun ini.
“Laba masih akan positif pada awal tahun. Sampai bulan April 2020, saya lihat masih akan normal karena pendapatan bunga masih belum terpangkas dalam,” katanya, Rabu (8/4/2020).
Hanya saja, Aviliani memprediksi percetakan laba tidak akan mampu menyaingi tahun lalu. Tak hanya pendapatan bunga, tetapi pendapatan dari fee based income baik dari nasabah individual maupun korporasi sudah terlihat melemah pada kuartal kedua tahun ini.
“Kartu kredit tak banyak lagi di pakai. Fee based income dari letter of credit atau tagihan-tagihan korporasi lainnya juga mulai melemah. Kalau tahun lalu laba industri perbankan masih bisa tumbuh sekitar 4%, tahun ini akan lebih rendah atau bahkan turun,” katanya.
Baca Juga
Sementara itu, berdasarkan laporan publikasi per Februari 2020, mayoritas Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV masih mencetak laba positif. Hanya PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. dan PT Bank Danamon Indonesia Tbk. yang telah mengalami penurunan laba pada dua bulan pertama tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
