Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah perusahaan uang elektronik dalam negeri siap menyambut kedatangan Facebook Pay yang dilaporkan akan beroperasi di Indonesia. Adapun Facebook Pay dikabarkan telah mengajukan rencana peluncuran layanan kepada Bank Indonesia (BI) selaku pihak regulator pada pekan lalu.
Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra mengatakan pihaknya akan dengan senang hati menyambut kedatangan Facebook Pay. Bahkan, kata Karaniya, OVO juga terbuka untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan tersebut.
"Terlebih lagi, jika hasil dari kerjasama dapat meningkatkan inklusi keuangan dan transaksi non-tunai. Ini sejalan dengan filosofi open-ecosystem yang selama ini kami anut dan yakini," ujar Karaniya kepada Bisnis akhir pekan lalu.
Kerja sama tersebut, kata Karaniya, harus terdiri atas beberapa prinsip. Pertama, prinsip perlindungan dan mengedepankan kepentingan nasional. Kedua, menumbuhkan industri uang elektronik nasional.
Ketiga, berizin serta menaati aturan Bank Indonesia; keempat, menaati seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk kewajiban pajak di Indonesia serta perlindungan data pribadi pengguna layanan.
Dihubungi secara terpisah, Head of Corporate LinkAja Putri Dianita Ruswaldi mengatakan perusahaan belum dapat menyampaikan informasi lebih jauh mengenai rencana hal tersebut.
Baca Juga
Namun, kata Putri, LinkAja terbuka terhadap segala macam strategi kemitraan dengan perusahaan yang memiliki tujuan sama, yakni mengakselerasi ekonomi serta inklusi keuangan.
Belum lama ini, LinkAja memproyeksikan industri uang elektronik berpotensi memberikan kontribusi hingga 8 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2023, hampir 6 kali lipat dari kontribusi saat ini, yakni 1,4 persen.
Hal senada disampaikan oleh Managing Director GoPay Budi Gandasoebrata.
"Untuk saat ini kami tidak dapat mengomentari lebih lanjut terkait rumor yang beredar di pasar. Pada dasarnya, GoPay selalu terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai institusi untuk percepatan nontunai bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia," ujar Budi kepada Bisnis.