Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Tengah Pandemi Covid-19, BCA Tetap Salurkan Kredit ke Sektor Prospektif

Di tengah penyebaran pandemi Covid-19, PT Bank Central Asia Tbk. menyatakan akan terus mendorong fungsi intermediasi dengan menyalurkan kredit ke sektot-sektor yang masih prospektif dan berpeluang bertumbuh.
Nasabah melakukan transaksi lewat mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (28/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Nasabah melakukan transaksi lewat mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di Tangerang Selatan, Banten, Sabtu (28/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah penyebaran pandemi Covid-19, PT Bank Central Asia Tbk. menyatakan akan terus mendorong fungsi intermediasi dengan menyalurkan kredit ke sektot-sektor yang masih prospektif dan berpeluang bertumbuh.

Menurut Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, kendati saat ini permintaan kredit lesu, dia yakin pada waktu mendatang permintaan kredit pasti akan bertumbuh dari sejumlah sektor.

Sektor tersebut antara lain bidang kelistrikan dan infrastruktur, khususnya ke debitur-debitur badan usaha pelat merah seperti PLN dan Jasa Marga serta ke pengolahan obat maupun pabrik vitamin.

“Untuk yang bagus-bagus seperti food, packaging, logistic company bisa diberi kredit,” katanya, Senin (27/4/2020).

Di samping tetap menjaga penyaluran kredit, Jahja mengatakan BCA juga terus menjaga pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), khususnya dana murah tabungan dan giro. Ketersediaan DPK dalam porsi yang cukup besar, lanjutnya, membuat BCA tidak berencana untuk menerbitkan obligasi.

Menurut Jahja, selama ini Bank BCA tidak pernah menerbitkan obligasi. Liabilitas selalu bersumber dari dana pihak ketiga yang ditempatkan masyarakat.

Berdasarkan laporan bulanan Bank BCA pada Februari 2020, jumlah penempatan DPK dalam bentuk tabungan adalah sebesar Rp352,794 triliun atau naik 11 persen dibandingkan dengan bulan sama tahun lalu. Penempatan DPK dalam bentuk giro juga mengalami pertumbuhan pada Februari 2020 sebesar 13,55 persen dibandingkan bulan sama tahun lalu menjadi Rp186,809 triliun.

“Dana murah meningkat cuma tidak terlalu besar. Mungkin yang dapat bonus dan THR tapi tidak jadi jalan-jalan, jadi ditabung," katanya.

Menurutnya, peningkatan dana murah juga terjadi karena Bank BCA yang memberikan layanan digital. Sebagai digital bank, penempatan dana murah yakni tabungan dan giro di tengah pembatasan sosial masih bisa diharapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper