Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BI: Tekanan Rupiah Dipengaruhi Kebutuhan Valas Korporasi

Faktor dari dalam negeri yang memberikan tekanan pada rupiah salah satunya adalah kebutuhan valuta asing dari korporasi relatif tinggi.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers melalui video streaming di Jakarta, Kamis (2/4/2020). Dok. Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan pers melalui video streaming di Jakarta, Kamis (2/4/2020). Dok. Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menegaskan faktor teknikal serta perkembangan berita dalam dan luar negeri masih mempengaruhi fluktuasi nilai tukar rupiah.

Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan faktor dari dalam negeri yang memberikan tekanan pada rupiah salah satunya adalah kebutuhan valuta asing dari korporasi relatif tinggi.

Alhasil, kondisi ini menambah tekanan terhadap nilai tukar. Selain itu, pelaku pasar melihat upaya pemerintah melakukan untuk PSBB akan menurunkan pertumbuhan ekonomi.

BI sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 2,3 persen, sementara proyeksi Fitch Ratings sebesar 2,8 persen.

Namun, BI melihat ada faktor positif yakni minat penawaran lelang SBN yang cukup tinggi mencapai Rp44,4 triliun pada lelang terakhir. Ini menunjukkan minat investor dari dalam dan luar negeri.

"2,2 kali dari target, itu berita positif," ujarnya.

Selain itu, nilai tukar rupiah juga ditopang oleh sentimen positif, penguatan pasar berjangka di AS dan Eropa.

Perry menegaskan BI masih meyakini rupiah akan kembali menguat ke arah Rp15.000.

"Insya Allah nilai tukar stabil dan menguat."

Keyakinan ini ditopang oleh faktor sisi fundamental rupiah yang masih undervalue dan defisit transaksi berjalan yang lebih rendah 2,5 persen sampai 3 persen serta kebutuhan valas yang lebih rendah akibat dampak turunnya defisit transaksi berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper