Bisnis.com, JAKARTA – Bank pembangunan daerah masih memiliki celah peningkatkan fee based income pada saat permintaan kredit melambat.
Aviliani , Ketua Bidang Pengkajian dan Pengembangan Perhimpunan Bank Umum Nasional (Perbanas) mengatakan di tengah kondisi ekonomi yang sulit, banyak proyek dan rencana-rencana pembangunan yang membutuhkan pembiayaan batal. Akibatnya permintaan kredit menurun.
Kondisi perlambatan kredit tidak hanya terjadi di bank daerah. Aviliani menyebutkan saat ini industri perbankan tengah melakukan prognosis ulang untuk kemudian dilakukan revisi rencana bisnis bank (RBB).
“Bank-bank melakukan prognosis baru untuk tahun ini,” imbuh Aviliani yang juga ekonom di Indef itu, Minggu (26/4/2020).
Meski begitu, Aviliani yang pernah menjabat sekretaris Komite Ekonomi Nasional pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu menyebutkan bank pembangunan daerah memiliki basis nasabah yang besar untuk memacu pendapatan dari komisi atau fee based income. Pasalnya nasabah BPD didominasi oleh aparatur sipil negara (ASN) yang memiliki risiko kredit rendah dan tingkat gaji hampir pasti karena dibayar oleh negara.