Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peserta Sebut Total Premi Ambles, AAJI: Unitlinked Bukan Murni Investasi  

Sejumlah nasabah unitlinked perusahaan asuransi jiwa menuntut uangnya yang ambles dikembalikan.
Ketua AAJI Budi Tampubolon (kiri). Bisnis -Dedi Gunawan.
Ketua AAJI Budi Tampubolon (kiri). Bisnis -Dedi Gunawan.

Bisnis.com, JAKARTA – Nasabah perusahaan asuransi terkait investasi (unitlinked) diingatkan membaca polis yang dimiliki karena memiliki konsekunsi untung dan rugi.

Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia Budi Tampubolon menuturkan investasi di tengah perlambatan ekonomi seperti saat ini akan mengalami penurunan nilai signifikan terutama untuk asuransi berbalut investasi berbasis saham.

“Pilihan investasi [nasabah asuransi] ada beberapa yang dalam kondisi saat ini turun. Apalagi kalau waktu itu [membuka polis] penempatannya saham atau campuran. [Namun] ada juga pemegang polis unitlinked money market (pasar uang) atau dominasi penempatan money market [di tengah] kondisi saat ini [perlambatan ekonomi, investasinya] tidak terpengaruh,” kata Budi ketika dihubungi, Sabtu (2/5/2020).

Sebelumnya, sejumlah nasabah asuransi membentuk grup melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter untuk memperjuangkan amblesnya nilai investasi yang mereka tempatkan. Di Facebook grup publik itu memiliki anggota 4.557 orang. Keluhan yang disampaikan, realitas yang mereka terima tidak seperti proposal awal dimana bukannya untung, malah uang nasabah menguap hingga puluhan juta.

Untuk itu Budi yang juga Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia itu mengingatkan tujuan utama memiliki asuransi adalah memberikan perlindungan. Nasabah harus menempatkan perlindungan jiwa sebagai manfaat utama.

“Pemegang polis tentu paham bahwa ini bukan invetasi [jangka pendek] tapi perlindungan jangka panjang,” katanya.

Budi menyebutkan di tengah kondisi runtuhnya nilai saham, terdapat sejumlah nasabah yang justru melakukan penambahan nilai polis. Hal ini dikarenakan perhitungan manfaat maupun perhitungan investasi.

“Ini kontrak jangka panjang. [Jadi nilai investasi] ada pilihan turun, ada stabil. Tergantung nasabah. [Ada yang] justru melihat ini kesempatan tambahan premi atau topup,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Anggara Pernando
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper