Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Kepanikan Global Mereda, Yield SBN Berangsur Turun

Penurunan yield di pasar sekunder ini didorong oleh menurunnya kepanikan investor dan kian menariknya yield SBN dibandingkan obligasi negara lain.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA –Yield atau imbal hasil SBN 10 tahun yang berangsur-angsur turun disebut sebagai pertanda mulai meredanya kepanikan investor pada pasar keuangan global.

Bank Indonesia (BI) mencatat yield SBN 10 tahun di pasar sekunder berangsur turun dari 8 persen pada April 2020 menjadi 7,76 persen pada 15 Mei 2020 lalu. Pada 26 Mei 2020, yield SBN 10 tahun kembali turun ke level 7,22 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan penurunan yield di pasar sekunder ini didorong oleh menurunnya kepanikan investor dan kian menariknya yield SBN dibandingkan obligasi negara lain.

"Perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri 10 tahun SBN dengan US treasury 6,7 persen. SBN lebih menarik dari obligasi negara lain sehingga Insyaallah membawa aliran modal asing ke depan," kata Perry, Kamis (28/5/2020).

Perry mengatakan capital inflow dari investor asing per awal Mei hingga pekan kedua Mei 2020 mencapai Rp6,15 triliun dengan inflow sebesar Rp2,97 triliun pada pekan pertama sendiri.

Namun, peningkatan inflow pada pasar SBN ini masih belum diikuti oleh pasar saham yang berdasarkan catatan BI masih didominasi oleh outflow.

"Saham memang masih mengalami outflow pada pekan kedua Mei 2020 sebesar Rp2,72 triliun, ini berkaitan dengan pasar saham global," ujar Perry.

Berdasarkan catatan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, porsi kepemilikan asing atas SBN pada pasar sekunder per 11 Mei 2020 masih sebesar Rp919,39 triliun atau 30,42 persen dari total SBN yang beredar.

Jumlah ini masih lebih rendah dibandingkan tren tahun-tahun sebelumnya dimana kepemilikan SBN oleh investor asing pada pasar sekunder selalu hampir mencapai 40 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhamad Wildan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper