Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2020, BNI Syariah Bukukan Laba Bersih Rp214 Miliar 

PT Bank BNI Syariah membukukan laba bersih sebesar Rp214 miiar pada kuartal I/2020, atau meningkat 58,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Karyawan melayani nasabah di Kantor Bank BNI Syariah di Jakarta, Senin (24/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melayani nasabah di Kantor Bank BNI Syariah di Jakarta, Senin (24/2/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank BNI Syariah membukukan laba bersih sebesar Rp214 miiar pada kuartal I/2020, atau meningkat 58,1% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama PT Bank BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo menyampaikan secara rasio keuangan, return of assets dan return of equity meningkat signifikan, masing-masingnya menjadi 17,95% dan 2,24%.

Di samping itu, perseroan juga berhasil menjaga efiensi, baik dari biaya dana dan operasional, tercermin dari rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) yang menurun dari 82,96% pada kuartal I/2020 menjadi 76,53% pada kuartal I/2020.

“Strategi ini sangat membuahkan hasil, terutama dari sisi biaya dana (cost of fund). Dana murah di BNI Syariah naik terus menjadi 64,96%, ini yang menekan CoF, jadi dari sisi yield bisa lebih baik,” katanya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (28/5/2020).

Sejalan dengan pertumbuhan profit, BNI Syariah mencatat pertumbuhan aset sebesar 16,2% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari Rp44 triliun pada kuartal I/2019 menjadi Rp51,12 triliun pada 2020.

Dana pihak ketiga (DPK) menjadi kontributor pertumbuhan tersebut, yaitu meningkat 16,6% yoy menjadi Rp44,85 triliun.

Sementara, pembiayaan perseroan mengalami pertumbuhan 9,8% yoy, dari Rp29,44 triliun pada kuartal I/2019 menjadi Rp32,32 triliun pada kuartal I/2020.

Pembiayaan perseroan masih didominasi oleh  segmen konsumer, yaitu sebesar 48,6% dari total portofolio pembiayaan BNI Syariah.

“Dampak dari pandemi Covid-19 belum begitu terasa di awal tahun, tapi di kuartal selanjutnya akan terasa. Namun harapannya bisa diminimalisir,” tutur Firman.

Firman mengatakan, yang menjadi tantangan perseroan saat ini adalah dari sisi rasio dana terhadap pembiayaan (financing to deposit ratio/FDR).

Saat ini, perseroan tengah fokus pada konsolidasi aset, yang mana ekspansi pembiayaan akan dilakukan secara pruden dan lebih selektif.

Pasalnya, pembiayaan bermasalah pada kuartal pertama tahun ini juga mengalami peningkatan. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) BNI Syariah secara gross tercatat meningkat dari 2,9% pada kuartal I/2019 menjadi 3,8% pada kuartal I/2020).

“Kami tidak berani terlalu agresif karena kondisi ekonomi tidak memungkinkan. Di situasi sulit seperti ini ada peningkatan NPF, tapi kami berusaha semaksimal mungkin memanage NPF ini,” ujar Firman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper