Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis KPR Terdampak Pandemi, BTN Atur Strategi Tangkap Peluang

Penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR) BTN mengalami penurunan yang signifikan karena dampak dari situasi pandemi saat ini.
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. Pahala Nugraha Mansuri (kanan) disaksikan  Presiden Direktur PT Jurnalindo Aksara Grafika Lulu Terianto memberikan penjelasan mengenai perkembangan kinerja perusahaan saat kunjungan ke kantor redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (10/3/2020). Bank plat merah tersebut akan tetap fokus pada sektor kredit kepemilikan rumah (KPR) ke depan. Bisnis/Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. Pahala Nugraha Mansuri (kanan) disaksikan Presiden Direktur PT Jurnalindo Aksara Grafika Lulu Terianto memberikan penjelasan mengenai perkembangan kinerja perusahaan saat kunjungan ke kantor redaksi Bisnis Indonesia di Jakarta, Selasa (10/3/2020). Bank plat merah tersebut akan tetap fokus pada sektor kredit kepemilikan rumah (KPR) ke depan. Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi pandemi virus corona (Covid-19) membuat industri perbankan jauh lebih selektif dan berhati-hati dalam menjalankan bisnis, termasuk dalam menyalurkan kredit.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. Pahala Nugraha Mansury menyampaikan bisnis utama perseroan, yaitu penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR), mengalami penurunan yang signifikan karena dampak dari situasi pandemi saat ini.

Pahala mengatakan realisasi KPR perseroan hingga Maret 2020 tercatat turun 40 persen dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu. Meski demikian, KPR subsidi masih mampu tumbuh positif, yaitu sebesar 10 persen yoy.

Alhasil, Bank BTN saat ini lebih jeli menangkap peluang bisnis yang masih bisa menyumbang profit. Hal ini dilakukan perseroan dengan melakukan analisis data sektor-sektor mana saja yang sangat terpengaruh pandemi dan yang masih berpeluang tumbuh positif.

Tak hanya itu, Pahala mengatakan pihaknya juga melakukan diferensiasi segmen-segmen mana saja yang masih akan mengalami pertumbuhan, berdasarkan produk, letak geografis, dan jenis pekerjaan nasabah.

"Jadi, kami benar-benar membedah per sektor, pekerjaannya. Kami membedakan dan melihat segmen lebih tajam, bagaimana melihat customer yang lebih impacted atau yang tidak," katanya dalam acara MarkPlus Industry Roundtable, Selasa (2/6/2020).

Berdasarkan produk, Pahala menyebut KPR yang masih mampu diserap pasar saat ini adalah segmen menengah ke bawah dengan harga Rp500 juta ke bawah, termasuk segmen KPR subsidi.

Di samping itu, Bank BTN juga memacu pendapatan berbasis komisi (fee based income/FBI) melalui produk bancassurance.

Pahala mengatakan produk bancassurance unitlink misalnya, masih sangat diminati oleh masyarakat Indonesia dan ini bisa dijadikan peluang bagi Bank BTN.

Menurutnya, di tengah situasi ini juga dapat menjadi kesempatan bagi Bank BTN untuk membangun branding bahwa fokus bisnis perseroan tidak hanya menyalurkan KPR.

"Timing-nya saat ini adalah membangun branding Bank BTN, bahwa kami tidak hanya menyalurkan KPR, tantangannya di situ," tutur Pahala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper