Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal I/2020, Laba Bank Mayapada Milik Tahir Merosot 44,5 Persen

Penurunan laba tersebut terutama disebabkan oleh pendapatan bunga bersih yang mulai negatif pada awal tahun ini.
Bank Mayapada/Ilustrasi-Bisnis.com-David Eka Issetiabudi
Bank Mayapada/Ilustrasi-Bisnis.com-David Eka Issetiabudi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mayapada Internasional Tbk. membukukan laba bersih senilai Rp79,21 miliar pada kuartal pertama tahun ini.

Apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, raihan ini turun 44,52 persen dari Rp142,78 miliar.

Berdasarkan keterbukaan informasinya (3/6/2020), tekanan komponen penguat modal ini utamanya disebabkan oleh pendapatan bunga bersih yang mulai negatif pada awal tahun ini.

Pendapatan bunga bersih tercatat negatif Rp181 miliar, dari kuartal pertama tahun lalu masih positif Rp689 miliar. Untungnya, perseroan mencatatkan pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai menjadi Rp686 miliar dari Rp73 miliar.

Beban kerugian penurunan nilai juga turun menjadi Rp81 miliar dari kuartal pertama tahun lalu yang mencapai Rp247 miliar.

Adapun, baki kredit kuartal pertama tahun ini tercatat Rp52 triliun, dengan total dana pihak ketiga mencapai Rp73 triliun. Total aset pada awal tahun ini senilai Rp89 triliun.

Kualitas kredit perseroan mulai tampak melemah dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) berada pada level 6,94 persen, naik 195 basis poin dari periode sama 2019.

Belum lama ini, Dato Sri Tahir memberi dukungan maksimal lewat penempatan dana sebesar Rp3,75 triliun ke Bank Mayapada.

Perseroan mendapat penempatan dana kembali yang nantinya dapat dikonversikan menjadi setoran modal senilai Rp252,08 miliar.

Di luar itu, perseroan juga mendapat penempatan dana dari pemegang saham pengendali hasil transkasi penjualan 3 gedung yang dibeli oleh bank Mayapada sendiri dengan Rp3,5 triliun.

Di samping itu, Direktur Bank Mayapada Rudy Mulyono sebelumnya menyebutkan Rudy menyebutkan tahun ini perseroan akan tetap selektif dalam menyalurkan kredit sambil menjaga optimisme para nasabah. Perseroan akan memantau pembayaran cicilan debitur dengan lebih teliti, agar kualitas kredit tidak turun.

"Dengan adanya relaksasi satu pilar dalam perhitungan kolektabiilitas, kami akan lebih berpatokan pada itu. Kami harap krisis kesehatan ini selesai dan kami pun bisa ekspansi lagi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper