Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukopin Raih Dana Segar Rp2,8 Triliun dari Kookmin Bank

Kookmin saat ini tercatat sebagai pemegang saham terbesar kedua Bank Bukopin dengan kepemilikan saham 22 persen. Adapun pemegang saham pengendali adalah Bosowa Corporation dengan kepemilikan saham 23,4 persen.
Seorang melintas di kantor KB Kookmin Bank Korea Selatan. Kookmin menjadi pemegang saham di PT Bank Bukopin Tbk. sejak 2018./asianbankingandfinance.net/
Seorang melintas di kantor KB Kookmin Bank Korea Selatan. Kookmin menjadi pemegang saham di PT Bank Bukopin Tbk. sejak 2018./asianbankingandfinance.net/

Bisnis.com, JAKARTA – KB Kookmin Bank diketahui telah menempatkan dana sebesar US$200 juta atau Rp2,8 triliun (kurs Rp14.000 per dolar AS) di PT Bank Bukopin Tbk. sebagai komitmen untuk menjadi pemegang saham pengendali.

Sumber Bisnis yang mengetahui transaksi tersebut mengungkapkan bahwa Kookmin Bank telah menempatkan dana di rekening penampung (escrow account) Bank telah menyetorkan dana segar pada Kamis (11/6/2020).

“Itu komitmen pertama, selanjutnya bisa nambah lagi. Dana escrow itu ditempatkan di Bank Bukopin sebagai dana pihak ketiga. Nanti dana akan dipakai untuk penyuntikan modal bila rights issue [penawaran saham terbatas] sudah berjalan,” ungkap sumber yang mengetahui langsung transaksi itu, Kamis (12/6/2020) malam.

Kookmin saat ini tercatat sebagai pemegang saham terbesar kedua Bank Bukopin dengan kepemilikan saham 22 persen. Adapun pemegang saham pengendali adalah Bosowa Corporation dengan kepemilikan saham 23,4 persen.

Namun, menurut informasi, pengusaha nasional pemilik Bosowa, Aksa Mahmud, tidak akan mengambil hak dalam rights issue tersebut. Bisnis telah mencoba mengonfirmasi kabar ini kepada CEO Bosowa Corporation Sadikin Aksa, tetapi tidak merespons.

Direktur Operasi dan TI Bank Bukopin Adhi Brahmantya mengatakan proses yang telah dilakukan Kookmin untuk menjadi pemegang saham pengendali baru, masih terus berjalan, baik di regulator Indonesia maupun Korea Selatan.

"Untuk membuktikan komitmen Kookmin sebagai salah satu pemegang saham utama Bank Bukopin, Kookmin telah menyuntikkan dana untuk mendukung likuiditas bank," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (11/6/2020).

Akuisisi Kookmin, sebagai bank terbesar di Korea Selatan, terhadap Bank Bukopin disebut sebagai pertanda positif di tengah lesunya sentimen pasar terhadap ekspansi bisnis dan perekonomian.

"Tentu hal ini adalah bukti bahwa akuisisi Kookmin terhadap Bukopin adalah langkah nyata dari optimisme terhadap perseroan, sebagai bank penyalur kredit ritel UMKM dan konsumer dengan potensi pertumbuhan yang berkelanjutan ke depan," tambah Adhi.

Adhi berharap nasabah semakin yakin bertransaksi keuangan dengan Bank Bukopin, mengingat sinergi dengan Kookmin akan semakin kuat untuk menopang pertumbuhan bisnis di masa mendatang.

Sementara itu, Direktur Manajemen Risiko Bank Bukopin Jong Hwan Han, yang ditunjuk oleh Kookmin mengatakan dalam waktu dekat bank yang merupakan bagian dari KB Financial Group tersebut akan merealisasikan keinginannya menjadi pemegang saham pengendali baru Bukopin dengan kepemilikan minimal 51 persen, dengan memenuhi proses dan ketentuan yang berlaku baik di Indonesia maupun di Korea Selatan.

Adapun, OJK menyebutkan telah menerima pernyataan Kookmin Bank bahwa siap menjadi pemegang saham pengendali tunggal dengan mengambil alih 51 persen saham PT Bank Bukopin Tbk.

"Otoritas Jasa Keuangan telah menerima pernyataan Kookmin Bank, grup finansial terbesar di Korea Selatan, yang saat ini memiliki 22 persen saham Bank Bukopin telah siap menjadi Pemegang Saham Pengendali Tunggal (PSPT) dengan mengambil alih kepemilikan sekurang-kurangnya 51 persen saham Bank Bukopin," demikian tulis siaran pers OJK, Kamis (11/6/2020).

Kookmin Bank saat ini tercatat sebagai peringkat 10 besar bank di Asia dengan total aset per 31 Desember 2019 senilai Rp4.675 triliun. Perusahaan ini akan memperkuat permodalan bank, mendukung likuiditas, dan pengembangan bisnis bank di Indonesia.

Rasio permodalan Bukopin pada kuartal I/2020 tercatat menyusut menjadi 12,59 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya 13,29 persen. Penurunan tersebut karena ada peningkatan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL).

NPL gross Bukopin tercatat naik tipis dari 5,23 persen menjadi 5,33 persen. Sementara itu, NPL net tercatat turun dari 3,54 persen menjadi 3,4 persen. Hal itu sejalan dengan penurunan beban operasional terhadap pendapatan operasional menjadi 95,9 persen dari sebelumnya 97,72 persen.

Bukopin membukukan lonjakan laba komprehensif pada 3 bulan pertama tahun ini sebesar 157,86 persen menjadi Rp166 miliar. Namun, laba bersih tahun berjalan tercatat menyusut menjadi Rp53,71 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp54,83 miliar.

Lonjakan laba komprehensif karena ada keuntungan revaluasi aset sebesar Rp134,89 miliar pada periode tersebut.

Sementara itu, rasio likuiditas Bank Bukopin tercatat ada pengetatan. Hal itu terlihat dari kenaikan rasio penyaluran kredit terhadap dana (loan to deposit ratio/LDR) mencapai 90,92 persen dari periode sebelumnya 85,10 persen.

Padahal kredit yang disalurkan terlihat merosot menjadi Rp86,97 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp111,32 triliun. Pada saat yang sama penghimpunan dana pihak ketiga menyusut menjadi Rp72,63 triliun dari periode sebelumnya Rp75,74 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper