Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LPS: Corona Mengerogoti Ekonomi RI, Simpanan di Bank Justru Naik Meski Melambat

Saat Corona menggerogoti ekonomi Indonesia dan global, masyarakat masih cukup nyaman dan merasa aman untuk menaruh dana di bank.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri) bertumpu tangan dengan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (dari kiri), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah, usai memberikan penjelasan mengenai hasil rapat berkala KSSK, di Jakarta, Selasa (23/4/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan
Menkeu Sri Mulyani Indrawati (kedua kiri) bertumpu tangan dengan Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso (dari kiri), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Ketua Dewan Komisioner LPS Halim Alamsyah, usai memberikan penjelasan mengenai hasil rapat berkala KSSK, di Jakarta, Selasa (23/4/2019)./Bisnis-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, kepercayaan nasabah untuk menabung di perbankan diklaim justru mengalami peningkatan. Saat Corona menggerogoti ekonomi Indonesia dan global, masyarakat masih cukup nyaman dan merasa aman untuk menaruh dana di bank.

Hal itu tampak dari jumlah dana simpanan yang tetap mengalami kenaikan, kendati pertumbuhannnya mengalami perlambatan.

“Kalau kami melihat data simpanan masyarakat di bank, DPK (dana pihak ketiga) kita masih tumbuh. Data resmi sampai April, pertumbuhan DPK masih naik,” kata Halim Alamsyah, Ketua Dewan Komisioner  Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), di Jakarta, Rabu (10/6/2020).

Meski demikian, Halim mengaku kenaikan tersebut tersegmentasi, atau tidak merata di semua entitas dan kelompok perbankan.

“Bank yang sebelum Covid mengalami masalah perlu  meningkatkan upaya memperbaiki kondisinya.  Secara keseluruhan DPK naik sampai Mei, naik tapi melambat,” paparnya.

Lebih lanjut, Halim menuturkan dilihat dari komposisi penyimpanan dananya, masyarakat memang cenderung lebih konservatif dan menempatkan dana ke instrumen yang lebih aman.

“Penggunaan uang kartal juga sedikit. Konsumsi menurun tapi masyarakat masih menaruh uangnya di bank karena uang di perbankan dinilai masih aman, apalagi dijamin oleh LPS,” ujarnya.

Adapun, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 27 Mei 2020, DPK perbankan tumbuh 9,78 persen secara year-on-year (yoy) sedangkan kredit tumbuh melambat menjadi 4,16 persen (yoy).

Besaran DPK yang dihimpun perbankan pada periode mingguan tersebut adalah senilai Rp6.150 triliun sedangkan penyaluran kreditnya senilai Rp5.637 triliun.

Secara month to date (mtd), realisasi DPK tersebut tumbuh 0,64 persen sedangkan kredit turun 0,22 persen. Secara year to date (ytd), DPK tumbuh 2,52 persen dan kredit tumbuh 0,36 persen.

Dari sisi likuiditas, Rasio Aset Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) per 27 Mei 2020 secara industri adalah sebesar 120,59 persen atau masih di atas threshold yang sebesar 50 persen.

AL/NCD terbesar dimiliki Kantor Cabang Bank Asing (KCBA) yang sebesar 274,92 persen dan terendah adalah BPD yang sebesar 89,98 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper