Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tren Transaksi Uang Elektronik: Volume Turun Tapi Nilainya Naik

Orang semakin sedikit melakukan transaksi tetapi sekali melakukan transaksi nilainya besar. Ini tren menarik sekali dan ke depan ekosistem kemungkinan menguat.
Nasabah bertransaksi di mesin ATM, di Jakarta, Kamis (21/9)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Nasabah bertransaksi di mesin ATM, di Jakarta, Kamis (21/9)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA -- Volume transaksi uang elektronik dan card-based transaction mengalami penurunan selama pandemi. Meskipun demikian, nilai transaksi uang elektronik secara keseluruhan justru meningkat.

Department Head Strategic Research PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Teguh Yudo Wicaksono mengatakan volume transaksi uang elektronik pada 2019 mencapai 70 persen-80 persen dari transaksi berbasis kartu. Jumlah ini meningkat 10 kali lipat dari realisasi 2015. Begitu juga dengan nilai transaksi yang meningkat 28 kali lipat dari realisasi 2015.

Namun, adanya pandemi Covid-19 telah menurunkan volume transaksi uang elektronik tersebut. Tercatat, pada Maret 2020, volume transaksi uang elektronik adalah sebesar 401 juta. Kemudian, pada April 2019 jumlahnya menurun menjadi 325 juta transaksi. 

Meskipun dari segi volume menurun, nilai transaksi justru meningkat. Adapun pada Maret 2020, nilai transaksi uang elektronik mencapai Rp15,04 triliun lalu naik menjadi Rp17,55 triliun pada bulan berikutnyaBahkan, realisasi nilai transaksi pada April 2020 menjadi yang tertinggi sejak Maret 2019.

"Orang semakin sedikit melakukan transaksi tetapi sekali melakukan transaksi nilainya besar. Ini tren menarik sekali dan ke depan ekosistem kemungkinan menguat," katanya dalam paparan Economic Outlook Bank Mandiri Group, Rabu (17/6/2020).

Terpisah, SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan, dalam kondisi normal, rata-rata satu bulan bisa terjadi 100 juta transaksi menggunakan uang elektronik dengan nilai total di atas Rp1 triliun. Selama pandemi, volume transaksi menggunakan uang elektronik mengalami penurunan yang terutama berasal dari sektor transportasi karena tidak digunakannya jalan tol.

Menurutnya, penggunaan E-Money yakni brand uang elektronik Bank Mandiri cukup besar di sektor transportasi terutama untuk pembayaran jalan tol. Adanya pembatasan sosial skala besar (PSBB) membuat penggunaan E-Money menurun sehingga perseroan mencari celah dengan mendorong masyarakat menggunakan uang elektronik di sektor lainnya.

Perluasan penggunaan uang elektronik telah dilakukan sebelum pandmei terjadi yakni sebagai alat pembayaran saat berbelanja, pembayaran MRT, hingga ID Card. Sejak lama, uang elektronik telah didorong untuk masuk dalam life cycle aktvitas masyarakat.

"Saat pandemi menurun, terutama di sektor transportasi, makanya kita lagi dorong di sektor lain," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper