Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gencar Himpun Dana, Likuiditas Bank Asing Kian Longgar

Berdasarkan data OJK, loan to deposits ratio (LDR) bank asing pada kurtal pertama tahun ini berada pada posisi 109,65 persen, turun dari 139,71 persen per kuartal I/2019.
/Ilustrasi
/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Likuiditas di bank-bank asing menunjukkan tren yang semakin membaik pada awal 2020 dan diprediksi tetap longgar hingga akhir tahun sejalan dengan aktivitas kredit yang belum ekspansif.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, loan to deposits ratio (LDR) bank asing pada triwulan pertama tahun ini berada pada posisi 109,65 persen, turun dari 139,71 persen per kuartal I/2019.

Pelonggaran ini bukan disebabkan oleh penyaluran kredit yang semakin selektif, melainkan karena penghimpunan dana pihak ketiga yang semakin gencar.

Per kuartal I/2020, kredit bank asing tercatat tumbuh 3,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp252,69 triliun dari Rp243,69 triliun, sedangkan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 32,11 persen yoy menjadi Rp230,44 triliun dari Rp174,42 triliun.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan pada umumnya bank asing tidak mengandalkan DPK karena mereka bisa mendapat suntikan likuiditas dari bank induk.

Oleh karena itu, menurutnya tidak heran jika LDR bank asing umumnya sangat tinggi karena memang DPK yang dihimpun rendah, sementara penyaluran kredit bisa tinggi dengan sumber pendanaan dari bank induk.

"Dengan adanya bank induk di luar negeri, bank asing memang memiliki keunggulan, khususnya terkait likuiditas karena sumber dana di luar negeri lebih berlimpah dan murah," katanya kepada Bisnis, Selasa (23/6/2020).

Piter menilai dengan dukungan bank induk di luar negeri, bank asing di Tanah Air memiliki ketahanan yang lebih dibandingkan dengan bank umum lainnya.

Rektor Universitas Indonesia Ari Kuncoro berpendapat kondisi likuditas yang tergolong cukup longgar bagi bank asing berpotensi bertahan hingga kuartal keempat tahun ini.

Nasabah bank asing cenderung tidak akan mengambil banyak risiko dan memilih menempatkan dananya di deposito bank asing, terlebih pada simpanan yang bank asing mampu memberi daya tawar lebih baik.

"Jadi, memang efek perlambatan ekonomi saja sehingga membuat banyak investor lebih percaya untuk menempatkan dananya sementara di bank khsuusnya bank asing. Ini akan bertahan hingga kuartal IV," katanya.

Dari sisi kredit, Ari menyebutkan bank asing memiliki kemampuan yang cukup baik dalam penetrasi kelas urban yang memiliki pendapatan baik.

Kelas nasabah memiliki konsumsi yang tetap terjaga dan bahkan sudah mulai bersiap-siap untuk meningkatkan kembali konsumsinya khususnya yang terkait dengan leisure.

Hanya saja, kredit produktif yang biasa di berikan kepada perusahaan luar negeri terkait akan tetap sedikit terahan.

"Memang masih perlu dilihat dampak dari penerapan new normal ini. Kalau ekonomi bisa bergerak lagi dan penambahan pasien corona bisa terkendali, maka momentum perbaikan kredit produktif termasuk untuk bank asing bisa bagus," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper