Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BRI Telah Salurkan Kredit Rp4,6 Triliun dari Penempatan Uang Negara

BRI memperoleh Rp10 triliun dari penempatan uang negara yang akan digunakan untuk mendukung ekspansi kredit UMKM dalam 6 bulan ke depan sebesar Rp122,50 triliun dengan komposisi segmen mikro sebesar 88,87% atau Rp108,80 triliun.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) Sunarso menjawab pertanyaan awak media sesuai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (18/2/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BRI) Sunarso menjawab pertanyaan awak media sesuai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (18/2/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Sunarso mengaku pihaknya telah menyalurkan kredit senilai Rp4,6 triliun dari penempatan uang negara di Bank BUMN.

BRI memperoleh Rp10 triliun dari penempatan uang negara. Dana tersebut akan digunakan BRI untuk mendukung ekspansi kredit UMKM dalam 6 bulan ke depan sebesar Rp122,50 triliun dengan komposisi segmen mikro sebesar 88,87% atau Rp108,80 triliun.

Sunarso mengatakan ekspansi kredit senilai Rp4,6 triliun tersebut telah disaluran selama empat hari pasca-penempatan uang negara yang telah dilakukan pada pertengahan Juni 2020.

Menurutnya, dalam sehari BRI setidaknya melakukan ekspansi kredit senilai Rp1 triliun dengan menyasar sektor UMKM.

“Kita sudah terima Rp10 triliun dari pertengahan Juni, sudah sampaikan ya, kami mulai bisa ekspansi, satu hari kami bisa ekspansi Rp1 triliun,” katanya dalam konferensi pers usai pertemuan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Rabu (1/7/2020).

Menurutnya, permintaan kredit masih tetap bertumbuh di tengah masa transisi new normal. BRI pun optimistis bank BUMN nantinya dapat menyalurkan kredit ke masyarakat dengan leverage minimal tiga kali lipat dari penempatan uang negara yang senilai Rp30 triliun.

Bahkan, BRI tetap memproyeksikan kredit akan tumbuh positif pada tahun ini di kisaran 4% hingga 5%. Pertumbuhan kredit tersebut pun seiring dengan aktvitas ekonomi yang telah dibuka kembali dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.

“Untuk menumbuhkan kredit dibutuhkan demand, apakah ada atau tidak. Artinya dibutuhkan aktivitas ekonomi, apabila aktivitas ekonomi dibuka kembali dengan mengikuti protokol kesehatan dan terukur, aktivitas ekonomi akan pulih dan menumbuhkan demand kredit," katanya 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper