Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Mandiri Pangkas Proyeksi Kredit 2020, Target Nyaris Stagnan

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, Bank Mandiri akan melakukan penyaluran kredit produktif, padat karya, ketahanan pangan, dan mendukung sistem logistik nasional dengan target Rp 21 triliun.
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Royke Tumilaar. Bisnis/Nurul Hidayat
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Royke Tumilaar. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. merevisi pertumbuhan kredit pada tahun ini menjadi sebesar 1 persen sampai 2 persen

Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan tambahan likuiditas dari pemerintah melalui penempatan uang negara akan tetap menjaga pertumbuhan kredit.

Setelah aktivitas ekonomi yang berhenti pada kuartal II/2020, perseroan mengharapkan pada kuartal III/2020 kembali terjadi pertumbuhan kredit.

Menurutnya, optimisme Bank Mandiri untuk tetap tumbuh di tengah ekonomi yang menunjukkan angka sebaliknya sudah cukup bagus. Apalagi saat ini beberapa bisnis mulai berjalan.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, Bank Mandiri akan melakukan penyaluran kredit produktif, padat karya, ketahanan pangan, dan mendukung sistem logistik nasional dengan target Rp21 triliun.

"Revisi kami coba untuk positif pertumbuhannya pada tahun ini besarnya, saya tidak mau muluk-muluk, 1 persen sampai 2 persen saja sudah bagus," katanya, Rabu (1/7/2020).

Menurutnya, Bank Mandiri tetap optimistis mampu menjaga pertumbuhan kredit seiring dengan pembukaan kembali aktivitas ekonomi. Misalnya, restoran yang kembali dibuka akan kembali menyetok kebutuhan atau sektor konstruksi yang kembali bekerja maupun beberapa daerah yang sudah membuka kegiatan.

Seiring dengan pembukaan pembatasan sosial skala besar (PSBB) tersebut, Bank Mandiri pun melakukan penyesuaian dengan merilis aplikasi Mandiri Pintar. Aplikasi ini akan memudahkan pengajuan pinjaman dengan proses hanya 15 menit.

"Makanya kami jaga kesehatan ini jangan sampai PSBB lagi, kalau ada lagi kita tidak tahu. Kalau ini baik terus, harusnya ekonomi juga sih. Kalau ada aktivitas orang, ada kegiatan ekonomi, kalau ada kegiatan ekonomi butuh kredit," jelasnya.

Menurutnya, selama PSBB, sektor yang mengalami dampak terdalam adalah UMKM, baru kemudian korporasi. Saat ini pihaknya mendorong agar segmen mikro bisa tumbuh lebih dahulu.

Hanya saja, pihaknya tidak bisa menggambarkan kondisi kinerja selama kuartal II/ 2020 yang relatif menurun. Bank Mandiri pun tidak banyak melakukan ekspansi kredit pada periode tersebut.

"Bayangin selama 3 bulan, kantor tutup 70 persen karyawan enggak semua [kerja], aktivitas drop," katanya.

Bank Mandiri semula memproyeksikan kredit pada tahun ini tumbuh sekitar 10-11 persen. Apabila dipangkas menjadi 1-2 persen berarti ada penurunan cukup signifikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper