Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Modal Belum Stabil, Bank Sumut Tak Lanjutkan Penawaran Obligasi

Perseroan mempertimbangkan untuk menekan biaya penerbitan obligasi untuk mendukung efisiensi operasional.
Kantor Bank Sumut/Istimewa
Kantor Bank Sumut/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Sumatra Utara (Bank Sumut) tidak melanjutkan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I obligasi subordinasi dengan total target dana senilai Rp1,4 triliun.

Manajemen Bank Sumut menyebutkan kondisi pasar modal Indonesia belum sepenuhnya membaik. Perseroan mempertimbangkan untuk menekan biaya penerbitan obligasi untuk mendukung efisiensi operasional.

"Meski demikian, posisi permodalan dan likuiditas bank masih cukup kuat yang ditandai dengan KPMM per Maret tahun ini di 19,11 persen dan LDR di 86,64 persen serta AL/NCD sebesar 92,6 persen," sebut manajemen dalam pengumumannya di Harian Bisnis Indonesia, Kamis (2/7/2020).

Adapun, manajemen Bank Sumut merinci penerbitan PUB I obligasi subordinasi yang telah dilaksanakan senilai Rp444 miliar. Dengan demikian, sisa target dana yang tidak dihimpun senilai Rp956 miliar.

Sebelumnya, Bank Sumut telah menyatakan akan merevisi target rencana bisnis bank (RBB) 2020, termasuk target capaian laba.

Corporate Secretary Bank Sumut Syahdan Ridwan Siregar mengatakan capain laba perseroan per Mei 2020 terlihat mulai mengalami penurunan pertumbuhan akibat pandemi Covid-19.

Syahdan mengutarakan laba sebelum pajak perseroan per Mei 2020 tercatat menurun atau terkoreksi dari laba per April 2020 (qtq).

"Terkait dengan pandemi Covid-19, kami akan merevisi pertumbuhan bisnis sesuai dengan pertumbuhan ekonomi nasional, sehingga mungkin ada perubahan target laba," katanya.

Di samping itu, perseroan juga mencatat margin bunga bersih (net interest margin/NIM) per Mei 2020 mengalami penurunan menjadi 6,8 persen, dari sebelumnya 7,2 persen pada Desember 2019.

Syahdan mengatakan perseroan akan terus berupaya memacu peningkatan rasio dana murah (current account saving account/CASA) untuk menekan biaya dana (cost of fund/CoF) di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

Hingga Mei 2020, perseroan mencatat rasio CASA terhadap total DPK telah mencapai 62,6 persen.

Adapun pada 2019, perseroan berhasil mencatat pertumbuhan kredit sebesar 8,91 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp23,7 triliun. Di samping itu, himpunan DPK perseroan tumbuh 8,6 persen yoy pada 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper