Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mandiri Institute: UMKM yang Berjualan Online Lebih Tahan Pandemi

Berdasarkan kajian Mandiri Institute, UMKM yang berjualan secara online lebih mampu bertahan dibandingkan dengan offline.
Pengunjung melihat produk UMKM di Jakarta, belum lama ini. Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melihat produk UMKM di Jakarta, belum lama ini. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA -- Mandiri Institute menilai UMKM dengan penjualan online akan memiliki resiliensi dalam menghadapi pandemi Covid-19 daripada yang masih mengandalkan offline.

Head of Mandiri Institute at PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. T. Yudo Wicaksono mengatakan UMKM dengan channel online memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan offline. Selain itu, dengan sistem online, UMKM masih dapat beroperasi selama pandemi sehingga dapat bertahan lebih lama.

Setidaknya, selama pandemi ada 42 persen UMKM offline yang berhenti beroperasi, sedangkan UMKM online yang berhenti beroperasi sebanyak 24 persen. Dari sisi kegiatan produksi dan penjualan, hanya ada 24 persen UMKM offline yang beroperasi dan 42 persen UMKM online yang beropeasi.

Dari sisi pendapatan, pengurangan omzet lebih dari 50 persen, dirasakan pada UMKM online maupun offline. Hanya saja, ada 6,9 persen UMKM online yang mengalami peningkatan pendapatan.

Soal durasi bertahan, hanya 15 persen UMKM offline dan 27 persen UMKM online yang bisa bertahan selama 3 bulan. Kemudian, ada 27 persen UMKM offline dan 30 persen UMKM online yang bisa bertahan lebih dari 3 bulan.

"UMKM online bisa tahan 3 bulan atau lebih, karena UMKM online punya kemampuan akses pasar luas," katanya, Rabu (8/7/2020).

Apabila dampak Covid-19 terjadi selama tiga bulan, UMKM dengan penjualan secara online akan bisa bertahan hingga 6 bulan dengan income lost 2,29 persen dan output loss 6,91 persen.

Saat ini, adaya UMKM online dapat meredam tekanan pandemi Covid-19 sekitar 1,5 persen terhadap PDB Nasional. Jumlahnya akan lebih besar jika lebih banyak UMKM mengunakan online channel.

"UMKM online bisa pertahankan PDB nasional 1,5 persen, bagaimana digital ekonomi punya dampak real dari komposisi PDB nasional," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper