Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fintech Data Center Ditargetkan Rampung 2020. Ini Keuntungannya Bagi P2P Lending

Pembentukan Fintech Data Center (FDC) ditargetkan rampung tahun ini. Keberadaan pusat data ini dianggap akan untungkan pelaku fintech yang sudah terdaftar serta para pemain baru yang akan masuk ke industri.
Profil bisnis teknologi finansial di Indonesia./Bisnis-Radityo Eko
Profil bisnis teknologi finansial di Indonesia./Bisnis-Radityo Eko

Bisnis.com, JAKARTA - Fintech Data Center (FDC) dinilai bukan hanya bermanfaat bagi para pelaku teknologi finansial (tekfin/fintech) yang sudah terdaftar, namun juga bagi para pemain baru yang berminat meramaikan jasa peer-to-peer (P2P) lending di Indonesia.

Ketua Bidang Humas dan Kelembagaan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Tumbur Pardede menjelaskan hal ini karena FDC akan menjadi landasan ekosistem fintech P2P lending menjadi lebih sehat.

Hal ini pula yang menjadi alasan kenapa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkoordinasi dengan AFPI tengah menutup sementara pendaftaran fintech P2P lending baru, yang ingin beroperasi secara sah atau legal di Indonesia.

AFPI dan OJK masih fokus berproses mengintegrasikan 158 platform terdaftar secara penuh ke FDC terlebih dahulu yang ditargetkan dapat rampung pada akhir tahun ini.

"Kita senang dan terbuka sekali dengan pemain baru, atau ada investor yang minat berkecimpung juga di P2P lending, karena ini berarti Indonesia bisa dipercaya. Tapi, alangkah lebih baik kalau FDC sudah terintegrasi penuh dulu. Artinya, infrastruktur kita sudah jalan, jadi mereka lebih nyaman," jelasnya ketika dikonfirmasi Bisnis, Jumat (24/7/2020).

Selain lebih sehat dari sisi iklim usaha dan membuat para investor lebih nyaman, Tumbur mengungkap bahwa FDC memberikan keuntungan para pemain P2P baru dari sisi efisiensi aset investasi berupa mesin credit scoring.

Hal ini karena FDC mampu memperkecil risiko fraud dari para peminjam dana, lewat integrasi portofolio calon borrower beserta data-data dasarnya dan rekam jejak kredit borrower ke seluruh penyelenggara P2P lending, sehingga dapat mengurangi potensi kredit bermasalah.

"Untuk penyelenggara P2P lending baru, tentunya infrastruktur FDC ini akan jadi keuntungan, karena cost investasi mereka jadi lebih rendah. Karena kami yang senior ini sudah merasakan, membuat mesin kecerdasan buatan untuk menilai debitur itu ada ongkos belajarnya. Jadi tidak efisien kalau penyelenggara P2P bergerak [membuatnya] sendiri-sendiri," jelasnya.

Inilah yang akhirnya membuat lender semakin percaya dengan iklim P2P lending di Indonesia, karena persentase tingkat keberhasilan pengembalian pada hari ke-90 (TKB90) bisa lebih positif ke depannya.

Hal ini pun demi menangani fenomena tren penurunan TKB90 selama pandemi Covid-19 dari statistik OJK. Mulai Maret 2020 di mana persentasenya masih 95,78%, angka ini turun ke angka 95,07% per April 2020, dan terakhir sebesar 94,9% pada Mei 2020.

Harapannya, FDC juga mampu memberikan pendidikan pengelolaan keuangan yang baik bagi masyarakat, terutama calon borrower, serta demi perlindungan lebih baik dari kasus penyalahgunaan data pribadi oleh penyelenggara P2P lending terdaftar.

"Karena setelah ada FDC, masyarakat jadi lebih aware dengan keamanan, jadi menghindari yang ilegal. Kemudian tidak sembarangan lagi meminjam ke banyak platform secara bersamaan, karena tahu bakal kelihatan. Terakhir, tidak gali lubang tutup lubang dan semakin sadar untuk meminjam ke hal-hal yang meningkatkan produktivitas," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper