Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Maybank (BNII) Cetak Laba Rp809,7 Miliar di Tengah Pandemi. Begini Strateginya

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan meski kondisi pasar yang kurang kondusif, perseroan berhasil membukukan hasil positif dalam enam bulan pertama tahun ini sejalan dengan upaya pengembangan perbankan digital. 
Nasabah beraktivitas di salah satu gerai anjungan tunai mandiri (ATM) Maybank Indonesia, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha
Nasabah beraktivitas di salah satu gerai anjungan tunai mandiri (ATM) Maybank Indonesia, di Jakarta, Kamis (27/6/2019)./Bisnis-Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah di tengah gejolak dan disrupsi pasar yang disebabkan pandemi Covid-19, PT Bank Maybank Indonesia Tbk. mengumumkan kenaikan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non-pengendali (PATAMI) sebesar 7,0% menjadi Rp809,7 miliar pada semester I/2020.

Presiden Direktur Maybank Indonesia Taswin Zakaria mengatakan meski kondisi pasar yang kurang kondusif, perseroan berhasil membukukan hasil positif dalam enam bulan pertama tahun ini sejalan dengan upaya pengembangan perbankan digital. 

“Terlepas dari kondisi pasar yang kurang kondusif, kami telah berhasil membukukan hasil positif selama enam bulan pertama tahun ini. Capaian ini mencerminkan kemampuan Bank Maybank mengatasi kondisi pasar yang menantang dan mengubahnya menjadi peluang pada layanan perbankan digital serta tetap menjaga pertumbuhan yang baik,” katanya keterangan resmi Bank Maybank, Senin (2/8/2020).

Taswin menjelaskan, pertumbuhan laba perseroan ditopang oleh peningkatan pendapatan non-bunga (fee based income) dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan (sustained strategic cost management).

Emiten berkode saham BNII mencatatkan pendapatan nonbunga Rp1,2 triliun per akhir Juni 2020, tumbuh 1,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana terdapat pendapatan fee non-rutin sebesar Rp 101,0 miliar dari hasil penyelesaian arbitrase domestik.

Bila pendapatan fee non-rutin tersebut tidak diperhitungkan, maka bank mencatat kenaikan fee 11,0% yang berasal dari fee Global Market, bancassurance dan wealth management, serta biaya transaksi e-channel.

Pendapatan dari fee Global Market naik tajam 116,1% menjadi Rp374,6 miliar pada Juni 2020, sementara pendapatan fee dari bancassurance dan wealth management & investasi terus mencatat naik 29,3% menjadi Rp122,6 miliar dari Rp94,8 miliar tahun 2019.

Sementara itu, profil pendanaan BNII juga menguat yang tampak dari peningkatan rasio dana murah, yakni dari 33,1% pada Juni 2019 menjadi 40,0% pada Juni 2020, akibat kenaikan tabungan sebesar 9,9% (year on year/yoy).

“Peningkatan porsi CASA merupakan hasil penerapan strategi BNII untuk mengurangi pendanaan berbiaya tinggi melalui penyediaan layanan cash management berbasis perbankan digital, di mana nasabah-nasabah korporasi mulai beralih menggunakan layanan platform perbankan digital, dan Bank Maybank juga fokus pada penyediaan solusi keuangan di situasi saat ini.”

Perseroan pun telah mengalihkan upaya untuk meningkatkan peluang bisnis ditengah kondisi pasar yang menantang dengan mengoptimalkan layanan perbankan digital, Maybank2u (M2U). Seiring dengan adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), nasabah semakin banyak menggunakan layanan mobile apps.

Transaksi keuangan yang dilakukan melalui M2U naik 136% menjadi 4,5 juta transaksi pada semester I 2020. Selain itu, ada 34.000 rekening tabungan/deposito dan lebih dari 45.000 rekening baru yang dibuka melalui M2U.

Lebih lanjut, rasio kredit terhadap simpanan/loan to deposit ratio (LDR) BNII secara individu tercatat sebesar 94,2%, sedangkan rasio cakupan likuiditas/liquidity coverage ratio (LCR-bank individu) berada pada posisi 152,4% per Juni 2020, masih di atas kewajiban minimum sebesar 100%.

Marjin bunga bersih (NIM) juga naik menjadi sebesar 5,0% per Juni 2020 atau lebih tinggi 18 basis poin dibandingkan dengan 4,8% pada Juni 2019, terutama didukung oleh penurunan biaya dana sebagai hasil dari kedisiplinan dalam penentuan harga (disciplined pricing) dan pengelolaan pendanaan.

Biaya overhead terkelola dengan efektif yang tercermin dari penuruhan biaya overhead sebesar 4,6% menjadi Rp3,0 triliun per Juni 2020 melalui penerapan inisiatif pengelolaan biaya secara berkelanjutan di seluruh lini bisnis dan unit pendukung yang disertai dengan pengurangan biaya umum dan administrasi sehubungan adanya pengaturan bekerja dari rumah selama pandemi.

“Pandemi ini telah memperkuat komitmen kami untuk mempercepat rencana transformasi digital kami sehingga kami dapat tmelayani nasabah secara berkelanjutan dengan biaya hemat, termasuk upaya kami untuk senantiasa memastikan pengelolaan biaya dan likuiditas yang efektif,” kata Presiden Komisaris Maybank Indonesia adan Group President & CEO Maybank Datuk Abdul Farid Alias.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper