Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hore! Suku Bunga Kredit Bank Sudah Single Digit

Berdasarkan monitoring yang dilakukan OJK, suku kredit secara agregat atau rata-rata di perbankan pada Juni 2020 telah berada pada level single digit.
Ilustrasi suku bunga kredit/Istimewa
Ilustrasi suku bunga kredit/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meyakini suku bunga kredit bank terus menurun dengan kebijakan yang telah diterbitkan oleh pemerintah.

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan pemerintah telah menempatkan dana ke bank BUMN dan bank pembangunan daerah (BPD) dengan bunga yang rendah, yaitu sebesar 3,34 persen. Kebijakan ini diyakini bisa menekan biaya dana atau cost of fund perbankan.

"Dengan demikian, kami yakin segara ditransmisikan ke bunga kredit. Kami monitor terus," ujarnya dalam konferensi pers KSSK, Rabu (5/8/2020).

Wimboh menyebutkan berdasarkan monitoring yang dilakukan OJK, suku kredit secara agregat atau rata-rata di perbankan saat ini berada di level single digit 9,99 persen atau dalam tren menurun.

Pada Desember 2019 secara agregat, suku bunga kredit perbankan berada di angka 10,53 persen. "Kemudian pada Juni 2019 sebesar 10,75 persen dan terakhir [Juni 2020] 9,99 persen," jelasnya.

Secara rinci, data OJK menunjukkan kredit konsumsi berada di angka 11,20 persen pada Juni 2020, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 11,22 persen.

Kredit modal kerja juga turun dari 9,60 persen pada Mei 2020 menjadi 9,48 persen pada Juni 2020. Sementara itu, kredit investasi tercatat sebesar 9,30 persen pada Juni 2020 dari 9,32 persen pada Mei 2020.

Hore! Suku Bunga Kredit Bank Sudah Single Digit

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan, 2020

Adapun, pada Juli 2020 pertumbuhan kredit perbankan tercatat tumbuh sebesar 2,27 persen, yang terutama didorong oleh segmen UMKM. OJK juga meyakini dana senilai Rp30 triliun yang ditempatkan pemerintah ke 4 bank BUMN bisa ter-leverage 3 kali hingga September 2020.

"Untuk realisasi di BPD, karena baru saja [ditempatkan dana pemerintah], kami masih monitor terus leverage-nya," jelas Wimboh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper