Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Perdagangan Surplus, BI Diperkirakan Kembali Pangkas Suku Bunga

Surplus neraca perdagangan yang besar pada Juli 2020 membuka jalan bagi BI untuk sekali lagi menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps besok.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat Peluncuran Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia, Senin (17/8/2020)/Youtube Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat Peluncuran Uang Peringatan Kemerdekaan 75 Tahun Republik Indonesia, Senin (17/8/2020)/Youtube Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA - Satu analis berpendapat surplus necara perdagangan membuka peluang bagi Bank Indonesia untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan besok, Rabu (19/8/2020).

Head of Equity Capital Markets Samuel Internasional Harry Su menyampaikan surplus neraca perdagangan yang besar pada Juli 2020 membuka jalan bagi BI untuk sekali lagi menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 bps besok.

"[Pemangkasan suku bunga oleh BI] dalam upaya mendukung perekonomian dari kejatuhan resesi," paparnya, Selasa (18/8/2020).

Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI bulan ini akan dilangsungkan pada 18-19 Agustus 2020. Sejak awal tahun, bank sentral telah memangkas suku bunga sebesar 100 basis poin (bps), yaitu masing-masing 25 bps pada RDG Februari, Maret, Juni, dan Juli.

Kini, suku bunga acuan 7-Day Reserve Repo Rate berada di level 4 persen

Pada Selasa (18/8/2020), Badan Pusat Statistik (BPS) merilis neraca perdagangan Juli 2020 mengalami surplus US$3,26 miliar, lebih rendah dari sebelumnya US$1,27 miliar pada Juni 2020.

Nilai ini diperoleh dari posisi nilai ekspor US$13,73 miliar yang lebih tinggi dari dengan impor yang mencapai US$10,47 miliar selama Juli 2020.

BPS melaporkan ekspor Juli 2020 mencapai US$13,73 miliar atau naik 14,33 persen Juni 2020. Namun, ekspor secara tahunan mengalami penurunan 9,90 persen dari US$15,24 miliar pada Juli 2019. Hal ini dipicu oleh penurunan ekspor migas yang penurunan hingga 49,69 persen.

Sementara itu, Ekonom Mirae Asset Sekuritas Anthony Kevin meyakini skema burden sharing BI-Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan kebijakan fiskal terbaru bakal mengurangi tekanan bagi bank sentral untuk memangkas suku bunga. 

Lagipula, suku bunga rendah dinilai tak terlalu berdampak terhadap percepatan pemulihan ekonomi pascapandemi dibandingkan dengan kebijakan fiskal.

“Kami memperkirakan bank sentral akan menahan 7-Day Reserve Repo Rate sebesar 4 persen walaupun beberapa data makroekonomi membuktikan keparahan dampak Covid-19 terhadap ekonomi Indonesia,” tulis Anthony dalam riset terbarunya yang dikutip Bisnis, Minggu (16/8/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper