Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Perbankan Indonesia Ketinggalan dalam Transformasi Digital

Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengatakan, pada 2015 awal, transaksi digital didominasi oleh perbankan. Namun, seiring dengan munculnya pelaku keuangan non-bank kecenderungan transformasi digital lebih didominasi oleh industri tersebut.
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA -- Industri perbankan di Indonesia dinilai cenderung ketinggalan dalam melakukan transformasi digital. Bahkan, transaksi uang elektronik saat ini didominasi industri keuangan non-bank.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng mengatakan, pada 2015 awal, transaksi digital didominasi oleh perbankan. Namun, seiring dengan munculnya pelaku keuangan non-bank kecenderungan transformasi digital lebih didominasi oleh industri tersebut.

Saat ini, lanjutnya, perbankan sudah mulai perlahan melakukan transformasi. Survei yang dilakukan Bank Indonesia pada awal 2019 memperlihatkan perbankan di Indonesia sudah sadar bergerak ke digital. Dari mulai hanya memberikan layanan ATM saja, perbankan sudah mulai memberikan layanan internet maupaun mobile banking.

Menurutnya, ada beberapa tantangan yang harus dijadikan pelajaran, misalnya praktik shadow banking yang terjadi di China. Adanya shadow banking ini berisiko menjatuhkan perbankan Indonesia.

"Namun demikian, kalau kita masuk ke era digital, kita harus betul-betul aware terkait risiko dan tantangan yang timbul," katanya, Selasa (18/8/2020).

Selain kecenderungan perbankan dalam melakukan transformasi digital yang rendah, inklusi keuangan di Indonesia juga belum tinggi yang berada di level 49%. Padahal potensinya cukup besar karena populasi penduduk dewasa yeng manggunakan layanan digital cukup tinggi maupun jumlah UMKM yang besar mencapai 62 juta unit UMKM.

"Demand side tersebut merupakan pasar kuat bagi ekonomi digital Indonesia, dari transaksi e-commerce meningkat dalam pandemi, tidak hanya value juga volume," katanya.

Menurutnya, pengembangan sistem keuangan digital di Indonesia penting dilakukan untuk mendorong pengembangan digitalisasi di Indonesia. Apalagi, Indonesia telah mendefisikan diri sebagai negara maju dengan dua kategori yakni penduduk dengan pendapatan tinggi dan memanfaatkan digital. 

"Potensi dan peluang digital di Indonesia perlu kita manfaatkan untuk memajukan sistem keuangan Indonesia, apalagi potensi yang dimiliki Indonesia dalam menyosong era digital sangat besar," sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper