Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masa Pandemi, Penyaluran Kredit BTPN Masih Tumbuh

Berdasarkan keterbukaan informasi BEI, Jumat (21/8/2020), pertumbuhan kredit seiring dengan dana pihak ketiga yang juga masih tumbuh moderat sebesar 4 persen secara tahunan
Pejalan kaki melintas di dekat logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. di Jakarta, Selasa (16/10/2018)./JIBI-Dedi Gunawan
Pejalan kaki melintas di dekat logo PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. di Jakarta, Selasa (16/10/2018)./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank BTPN Tbk. mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 5 persen secara tahunan menjadi Rp150,47 triliun pada paruh pertama tahun ini.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (21/8/2020), pertumbuhan kredit tersebut seiring dengan dana pihak ketiga yang juga masih tumbuh moderat sebesar 4 persen secara tahunan menjadi Rp101,4 triliun dengan biaya bunga deposito yang sudah turun dari 7,5 persen menjadi 5,9 persen pada Juni tahun ini.

Laba sebelum pajak terpangkas 15 persen secara tahunan menjadi Rp1,62 triliun paruh pertama 2020. Meski pendapatan bunga bersih naik moderat, biaya kredit secara signifikan pada pertengahan 2020 ini.

Rasio kredit bermasalah BTPN tercatat 1,12 persen naik dari periode sama tahun lalu 0,81 persen. Akan tetapi rasio kecukupan modal masih dapat dipertahankan di kisaran 23 persen.

Adapun, total restrukturisasi kredit emiten berkode BTPN ini adalah Rp10,2 triliun per Juli 2020. Pembiayaan syariah mencakup 59 persen, sedangkan segmen usaha kecil menengah dan korporasi masing-masing tercatat 27 persen dan 3 persen.

Manajemen BTPN menyebutkan situasi Covid-19 dan kualitas kredit pasca restrukturisasi masih menjadi tantangan pada semester II/2020.

Prioritas utama perseroan adalah menjaga hubungan erat dan mendukung para nasabah serta kesehatan karyawan.

Manajemen akan mendukung pertumbuhan kredit secara selektif, melanjutkan upaya restrukturisasi kredit dan menjaga kualitas portofolio kredit.

Disamping itu, BTPN tetap mengembangkan dana murah atau CASA, mengurangi biaya dana dan senantiasa menjaga tingkat pendanaan dan likuiditas yang sehat.

"Manajemen biaya merupakan upaya berkelanjutan yang kami kerjakan. Dan tetap melanjutkan inisiatif-inisiatif strategis, menangkap peluang untuk mendukung kinerja dan membangun pertumbuhan di masa depan."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : M. Richard
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper