Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Himbara Kebut Restrukturisasi Tapi NPL Tetap Tinggi. Kenapa?

Bisnis merangkum realisasi restrukturisasi kredit yang dilakukan oleh keempat bank Himbara. Peningkatan restrukturisasi yang terjadi ternyata tetap tidak melepaskan bank-bank tersebut dari bayang-bayang kenaikan NPL.
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan berada di dekat logo Otoritas Jasa Keuangan di Jakarta, Jumat (17/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Himpunan bank milik negara (Himbara) telah melakukan restrukturisasi kredit nasabah. Namun, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) bank-bank BUMN masihdtetap mengalami peningkatan.

Bisnis merangkum realisasi restrukturisasi kredit yang dilakukan oleh keempat Bank Himbara. Peningkatan restrukturisasi yang terjadi ternyata tetap tidak melepaskan bank-bank tersebut dari bayang-bayang kenaikan NPL.

Berikut realisasi restrukturisasi bank himbara dan peningkatan NPL yang terjadi:

1. Bank Mandiri
Nilai restrukturisasi Bank Mandiri hingga 13 Agustus 2020 telah mencapai Rp119,3 triliun atau sekitar 15,8% dari kredit yang disalurkan. Realisasi tersebut memang lebih rendah dari pipeline yang direncanakan mencapai Rp133 triliun atau 17,6% dari total kredit.

Rasio NPL Bank Mandiri selama semester I/2020 adalah sebesar 3,28% (gross) atau naik dari posisi semester I/2019 yang sebesar 2,6%. Rasio NPL tersebut lebih tinggi dari realisasi rata-rata tiga tahun belakangan, yang mana Bank Mandiri mampu menjaga NPL gross di bawah 3%.

2. Bank BRI
Capaian restrukturisasi Bank BRI pada paruh pertama 2020 adalah mencapai Rp183,7 triliun dengan jumlah 2,9 juta debitur hingga posisi Juli 2020. Realisasi restrukturisasi tersebut mengalami peningkatan dari posisi Juni 2020 yang senilai Rp171,9 triliun. Hingga Juli 2020, BRI telah melakukan restrukturisasi hingga 21,3% kredit yang disalurkan.

Peningkatan rasio kredit bermasalah tetap terjadi di BRI dengan besaran NPL 3,13% (gross) dan 0,90% (net) pada paruh pertama 2020. Realisasi NPL tersebut meningkat dari posisi semester I/2019 yang sebesar 2,52% (gross), sedangkan untuk NPL net mampu ditekan dari posisi 1,31% pada semester I/2020.

3. Bank BNI
Sebanyak 203.672 debitur Bank BNI dengan nilai kredit Rp119.3 triliun telah mendapatkan persetujuan restrukturisasi selama semester I/2020. Realisasi tersebut mencapai 21,9% dari total kredit yang telah disalurkan BNI.

Rasio kredit bermasalah BNI pada paruh pertama 2020 mencapai 3% (gross) dengan outlook hingga akhir tahun akan berada pada rentang 3,7% hingga 4,5%. Realisasi NPL gross tersebut meningkat 1,3% pada semester I/2020 dibandingkan semester I/2019.

Meskipun demikian, NPL net BNI masih dapat ditekan dengan penurunan 0,3% dari sebelumnya 0,8% pada semester I/2019 menjadi 0.5% pada semester I/2020.

4. Bank BTN
Hingga 30 Juni 2020, Bank BTN telah melakukan restrukturisasi pada 230.991 debitur dengan nilai pinjaman mencapai Rp36,46 triliun. Berdasarkan grafik, persetujuan restrukturisasi Bank BTN memang mengalami penurunan dari April 2020 yang mencapai puncak senilai Rp12,66 triliun menjadi hanya tambahan Rp9,92 triliun pada Juni 2020.

Rasio kredit bermasalah Bank BTN pun menembus 4,71% (gross) dan 2,4% (net) pada semester I/2020. NPL Bank BTN memang terhitung tinggi sejak tahun lalu dengan realisasi semester I/2019 mencapai 3,32% (gross) dan 2,42% (net).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper